REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Amin meminta operasi pasar yang dilakukan oleh Divre Bulog NTB tidak hanya sekadar formalitas. Apalagi harga yang dijual kepada masyarakat tidak berbeda jauh dengan harga di pasar.
“Jangan formalitas saja tapi tidak memperhatikan harga,” ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Jumat (9/10).
Ia menuturkan, harga jual beras premium yang dijual Rp 9100/kg seharusnya lebih rendah sekitar Rp 8000. Itu dilakukan agar masyarakat bisa menjangkau harga tersebut. Dirinya pun akan mengevaluasi kinerja bulog.
“Koreksi terhadap kadivre belum tapi ada kemungkinan terbuka. Saya mesti sharing dulu,sebelum dilakukan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kadivre Bulog NTB, Sugit Tedjomulyono mengatakan operasi pasar beras yang dilakukan akan difokuskan pada tiga titik. Pasar Kebon Roek dengan membawa 4 ton beras premium yang dijual seharga Rp 9100. Sementara di pasar Sindu sebanyak 1,5 ton dan di pasar Pagesangan.
“Kalau harga masih terus naik maka akan tetap operasi pasar sampai di tingkat pemukiman. Namun, beras medium masih stabil di NTB dan biasanya harga tidak bergejolak naik,” ungkapnya.