REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Petugas Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGM) ekstra sibuk. Personil yang diterjunkan ke lapangan bersama elemen masyarakat, tidak hanya terkonsentrasi upaya pemadaman api. Namun, juga memantau habitat hewan primata langka yang turun hutan akibat bencana kebakaran.
Dikhawatirkan, kepungan asap kebakaran hutan menganggu kehidupan primata asli Gunung Merbabu. Seperti, Rek-rekan atau Lutung Abu, Lutung Hitam, Kera Ekor Panjang, dan Singa. ''Hewan-hewan itu sudah mulai turun,'' kata Saeful Hidayat, petugas Teknis Pengendali Ekosistem Hutan BTNGM, Jum'at (9/10).
Menurut Saeful, primata jenis Rek-rekan, misalnya, sudah mulai turun gunung. Tapi, masih disekitar kawasan hutan lindung. Jadi, belum masuk ke pemukiman warga.
Masih menurut Saeful, primata jenis Rek-rekan paling sensitif terhadap asap dibandingkan hewan jenis Lutung Hitam dan Kera Ekor Panjang. Hingga saat ini, atau sepuluh hari kebakaran hutan Gunung Merbabu, petugas BTNGM belum menemukan Lutung Hitam dan Kera Ekor Panjang, belum turun.
BTNGM Merbabu juga mendapat informasi primata jenis Harimau turun di wilayah Dukuh Tritis, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Warga pernah melihat berseliweran. Namun, setelah dilakukan penelusuran, hingga kini belum diketahui kepastian turunnya harimau gunung tersebut.
''Kita masih kita telusuri. Kami minta warga tetap dalam waspada'' ucap dia.