REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo dinilai tidak perlu berlebihan untuk memberikan ungkapan rasa terima kasih kepada para relawannya. Apalagi sampai memberikan posisi komisaris di perusahaan BUMN kepada relawannya.
Direktur Eksekutif Indonesian Resource Studies (IRESS) Marwan Batubara khawatir pemberian posisi yang tidak sesuai dengan kemampuan tersebut justru akan merugikan negara.
"Mending kalau orang itu memang sesuai dengan bidangnya sebagai komisaris," ucapnya kepada //Republika.co.id//, Rabu (7/10).
Menurut Marwan, kritik ini dibuat agar jangan sampai hanya karena rasa 'balas budi' selama masa pemilihan Presiden, pemerintah mengenyampingkan kepentingan negara. "Maksud saya jangan seperti itu lagi. Kalau mau memberi tanda terima kasih yang obyektif saja," ucapnya.
Menurut dia, pemberian ucapan rasa terima kasih harus dalam batas kewajaran. "Jangan sampai dipaksakan dan mengorbankan kepentingan rakyat," ujar Marwan.
Selain Refly Harun yang diberikan kursi di Jasa Marga, pemerintahan Jokowi juga memberikan kursi kepada Diaz Hendropriyono sebagai komisaris Telkomsel, Cahya Dewi Rembulan Sinaga di posisi komisaris Bank Mandiri, Pataniari Siahaan di komisaris BNI, Sonny Keraf di komisaris BRI, Sukardi Rinakit di komisaris utama BTN. Yang terbaru ada Fadjroel Rachman yang menjadi komisaris utama PT Adhi Karya, dan Hamid Basyaib yang menjadi komisaris utama PT Balai Pustaka.