REPUBLIKA.CO.ID, RATAHAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Tenggara Provinsi Sulawesi Utara mencatat sejumlah desa di Minahasa Tenggara mengalami krisis air bersih.
"Dampak akibat kemarau panjang ini, kami mencatat ada delapan desa yang mengalami krisis air bersih saat ini," kata Kepala BPBD Minahasa Tenggara Jopie Mokodaser di Ratahan, Kamis (8/10).
Kedelapan desa tersebut yakni, Desa Tumbak Raya, Bentenan Indah, Wioi Raya, Tondanow Atas, Kuyanga, Kali, Kali Oki, dan Desa Tondanouw.
Dirinya menjelaskan krisis air ini lebih disebabkan oleh musim kemarau yang berkepanjangan, dan mulai berdampak pada kebutuhan air masyarakat.
"Semua merasakan dampaknya, dan dampak terparah terjadi delapan desa ini," ungkapnya.
Dirinya melanjutkan, pihak Pemkab sudah mengusulkan ke Pemerintah Provinsi Sulut melalui instansi BPBD Sulut untuk memberikan bantuan air bersih untuk wilayah-wilayah yang mengalami krisis air tersebut.
"Kita sudah usulkan bantuan ke Pemprov Sulut melalui BPBD untuk mendapatkan bantuan air bersih," katanya.
Dari usulan tersebut, menurut Joppie ada empat desa yang disetujui untuk mendapat bantuan oleh Pemprov Sulut. "Pemprov sudah setuju akan memberikan bantuan dalam bentuk pemboran air bersih, namun untuk pelaksanaannya nanti menunggu petunjuk lebih lanjut," ujarnya.