Kamis 08 Oct 2015 03:58 WIB

Gara-Gara Kepsek dan Guru Ribut, Murid Sekolah Ini Terbengkalai

Rep: c01/ Red: Teguh Firmansyah
Guru
Guru

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Konflik internal yang melibatkan Kepala Sekolah dan sekitar 20 guru di SMA Negeri Bandung terus berlanjut meski upaya islah telah dilakukan. Akibat terus berlangsungnya konflik ini, kegiatan belajar mengajar di SMAN 10 Bandung sempat terhenti.

Sejak pagi, terlihat ratusan siswa SMAN 10 Bandung tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Puluhan siswa bahkan terlihat sibuk memasang spanduk untuk mendukung aksi demo yang mereka lakukan terhadap pihak sekolah. Sebagian siswa juga membawa papan tulis yang berisikan aspirasi-aspirasi mereka dalam mendapatkan pendidikan di SMAN 10 Bandung.

Salah satu siswa kelas 12 IPS 3 SMAN 10 Bandung, Rizky Karami (18), mengatakan ia dan teman-temannya merasa dirugikan dengan adanya konflik internal yang terjadi antara kepala sekolah SMAN 10 Bandung dan para guru. Rizky mengakui, adanya konflik internal itu merugikan siswa karena beberapa guru ada yang terlihat enggan mengajar murid.

"Ini dalam rangka keprihatinan kami terhadap kondisi SMAN 10 Bandung," ujar Rizky di SMAN 10 Bandung yang seharusny mengikuti kelas Geografi pada Rabu (7/10).

Rizky juga mengatakan sebagai murid IPS, ia dan rekan-rekannya merasa terdiskriminasi dalam beberapa hal. Salah satunya terkait pengusiran yang dialami siswa oleh salah satu guru SMAN 10 Bnadung. Rizky menuturkan, pada Selasa (6/10), salah seorang guru melakukan pengusiran terhadap siswa dari kelas karena siswa menuliskan aspirasinya untuk mendapatkan pendidikan dengan baik.

"Padahal, ibu itu baru pertama kalinya masuk ke kelas kami, setelah enam pertemuan sebelumnya tidak masuk ke kelas," ungkap Rizky yang juga dibenarkan oleh temannya Boby Satria.

Baik Rizky dan juga Boby mengaku adanya konflik internal yang terjadi kerap membuat siswa mendapat tekanan mental dan intimidasi dari segelintir guru. Beberapa tekanan yang mereka dapatkan, tak jarang membuat semangat belajar mereka menurun.

"Kami inginnya masalah yang ada cepat diselesaikan supaya siswa nggak terhambat. Semoga guru-guru cepat baikan," terang Boby yang diamini Rizky.

Guru Matematika SMAN 10 Bandung Saptana Surahmat menilai kepala sekolah SMAN 10 Bandung kurang menjalin komunikasi dengan para guru. Dalam setiap pertemuan, Saptana mengatakan jarang terjadi komunikasi yang berjalan dengan baik.

Saptana mengakui, kubu guru dan kepala sekolah sempat dipertemukan bersama oleh Komisi D DPRD Kota Bandung pada 22 September lalu. Akan tetapi, Saptana mengatakan pihak guru baru bersedia untuk islah jika 23 poin yang diajukan dapat dipenuhi sebelum 5 Oktober lalu. Akan tetapi, Saptana menilai poin-poin tuntutan guru tidak diberikan respon meski telah melewati 5 Oktober.

Kepala Sekolah SMAN 10 Bandung Isnaeni Zakiah menilai aksi demo yang dilakukan siswa dilakukan karena adanya provokasi yang dilakukan segelintir guru yang tidak suka dengan kepemimpinannya. Isnaeni juga menilai pada saat proses islah dilakukan di DPRD, tidak ada poin-poin yang diajukan para guru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement