REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diskusi terkait perubahan iklim dan cuaca ekstrim di Indonesia tengah berlangsung siang tadi di kantor kedutaan Inggris di Jakarta. Dikatakan oleh Stuart Bruce selaku Specialis Perubahan Iklim Kedutaan Inggris, bahwa perubahan iklim dan cuaca yang ekstrim dapat menimbulkan dampak negatif bagi sektor lainnya.
"Suplai bahan baku di pasar menurun, bahkan untuk mendapatkan tahu dan tempe saja itu sulit, belum lagi nelayan yang kesulitan mendapatkan ikan di laut. Akibatnya beberapa sudah menjadi pengangguran karena tidak bisa melanjutkan pekerjaan lagi," kata Bruce dalam diskusi yang bertajuk Meet The Diplomatis with British Embassy Jakarta, di Jalan Patra Kuningan Raya, Jakarta, Rabu (7/10).
Dampak negatif tersebut disebabkan oleh konsumsi teknologi dan industri yang berlebihan sampai pada praktek penebangan pohon besar-besaran di Indonesia. Ini yang menjadi penyebab perubahan iklim serta cuaca ekstrim di Indonesia yang akhirnya berpengaruh negatif pada berbagai sektor.
"Makanya Indonesia sering mengalami bencana seperti banjir dan kebakaran hutan yang berdampak negatif kepada sektor lain," ujar Bruce siang itu.
Bruce lalu mengatakan, jika beberapa tahun terakhir ini puluhan perwakilan negara-negara di dunia berkumpul untuk memecahkan masalah dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi hal tersebut. Bruce juga menambahkan jika ada tim dari Inggris yang berjumlah 15 orang yang bekerja sama dengan Indonesia untuk mengatasi masalah itu.