Rabu 07 Oct 2015 21:05 WIB

Masyarakat Baduy Ingin Bertemu Jokowi

 Warga baduy seusai mengikuti Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi 17 Agustus di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8).  (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Warga baduy seusai mengikuti Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi 17 Agustus di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Sejumlah perwakilan masyarakat adat Baduy di Kabupaten Lebak meminta Gubernur Banten Rano Karno membantu mereka bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo.

"Ya, kalau sudah silaturahim kan bisa berbagi satu sama lain," kata tokoh masyarakat Badui Dalam Ayah Mursyid usai bertemu Gubernur Banten Rano Karno di Serang, Rabu (7/10).

Permintaan untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo, kata Ayah Mursyid, disampaikan kepada Gubernur Banten Rano Karno dalam pertemuan tersebut. Dengan harapan, perwakilan masyarakat Badui nantinya bisa bersilaturahmi dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut.

Rombongan yang terdiri atas lima orang tokoh Badui ke Kantor Gubernur Banten tersebut dalam rangka bersilaturahmi dan menyampaikan amanat kepada Gubernur Banten bahwa saat ini warga Baduy Dalam dan Luar berjumlah 11. 620 jiwa yang tersebar di 64 kampung.

Dari 64 dusun atau kampung tersebut, kata dia, tiga kampung di antaranya merupakan kampung Baduy Dalam, yakni Cibeo, Cikesik, dan Cikertawana.

"Tujuan kedatangan kami ini ingin menyampaikan bahwa lahan yang dimiliki oleh warga Baduy mulai terbatas. Hal itu seiring dengan makin berkembangnya jumlah warga Badui," kata Ayah Mursyid.

Mursyid mengaku saat ini warga Baduy membutuhkan lahan untuk bercocok tanam. Hal itu dikarenakan setiap tahunnya warga Badui harus berladang untuk keberlangsungan hidup dan mendapatkan penghasilan dari bercocok tanam.

Tidak hanya itu, kata Mursyid, kedatangannya ke Kantor Gubernur Banten untuk meminta perhatian dan dukungan pemerintah dalam melakukan promosi terhadap hasil kerajinanan tangan warga Baduy.

"Kami juga membutuhkan promosi agar hasil kerajinan kami laku sehingga masyarakat Baduy memiliki peningkatan pendapatan," katanya.

Sementara itu, Gubernur Banten Rano Karno berjanji akan mengakomodasi permintaan masyaralat Badui tersebut. Terkait dengan upaya promosi, Rano Karno mengatakan bahwa Pemprov Banten sudah memikirkan hal tersebut. Hanya saja tingkat produktivitas kerajinan masyarakat Badui yang masih terbatas.

"Misalnya, batik baduy, tadinya saya ingin semua artis di FFI memakai pakaian batik badui. Namun, karena ukuran kain batik yang dibuat tidak terlalu besar sehingga sulit untuk dibentuk," kata Rano.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement