Rabu 07 Oct 2015 16:05 WIB

Bali Butuh Transportasi Umum Khusus Bandara

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Bandara Ngurah Rai
Bandara Ngurah Rai

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Provinsi Bali masih membutuhkan lebih banyak moda transportasi umum khusus dari dan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

General Manager PT Angkasa Pura Ngurah Rai, I Gusti Ngurah Ardita mengatakan sudah mengajukan konsep angkutan bandara dari sejumlah lokasi di Bali.

"Ini akan memberi pilihan pada pengguna jasa bandara, misalnya Mengwi-Ubung-Bandara, Ubud-Sanur-Bandara, atau Nusa Dua-Jimbaran-Bandara," kata Ardita kepada Republika, Rabu (7/10).

Selain calon penumpang yang menggunakan jasa bandara, ragam transportasi umum menuju bandara ini juga bisa dimanfaatkan oleh karyawan Bandara Ngurah Rai yang saat ini secara umum masih menggunakan sepeda motor. Ardita mencontohkan ada setidaknya lima ribu motor milik karyawan dan pegawai yang bekerja di sekitar bandara memenuhi areal parkir.

Transportasi khusus di Bandara Ngurah Rai saat ini baru sebatas taksi, angkutan travel yang disewakan, dan juga bus Transarbagita yang baru diluncurkan untuk rute Pesiapan-Mengwi-Teuku Umar Barat-Bandara dan rute Lebih-Sanur-Teuku Umar Barat.

Sayangnya, manuver bus Transarbagita di bandara berkonsep leisure airport ini cukup sulit karena ukuran bus yang cukup besar.

Adanya pilihan moda transportasi, menurut Ardita akan memberi pilihan lain kepada pengguna jasa. Dengan mempertimbangkan sempitnya akses ke bandara, Ardita mengusulkan angkutan tersebut berupa bus menengah dengan kapasitas sekitar 25 orang.

Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali, I Ketut Artika mengatakan peluncuran dua koridor baru Transarbagita adalah bentuk pengembangan pelayanan angkutan umum dan pembangunan transportasi berbasis jalan di daerah.

Untuk trayek baru tersebut, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jendral Perhubungan Darat telah mengalokasikan sebanyak 30 unit bus serta dukungan operasional dari Perum Damri.

"Ini demi pengembangan transportasi publik lebih baik yang mampu menjangkau seluruh kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita)," ujarnya.

Terobosan ini harapannya bisa mengurangi kemacetan yang terjadi menuju bandara selama ini. Artika mengimbau masyarakat untuk menggunakan moda transportasi masal seperti Transarbagita untuk mengurangi dampak kemacetan di Bali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement