Rabu 07 Oct 2015 10:44 WIB

Sultan: Ketersediaan Buku Sejarah Minim

Rep: Agus Yulianto/ Red: Angga Indrawan
Keraton Kasepuhan Cirebon
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Keraton Kasepuhan Cirebon

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Jawa Barat kaya akan peninggalan sejarah dan budaya masa lalu. Ironisnya, hanya sedikit masyarakat yang mengetahui dan paham tentang sejarah dan budayanya. Kondisi itu dinilai dampak dari pesatnya arus globalisasi yang masuk ke Tanah Air, termasuk Provinsi Jabar.

"Generasi muda kita lebih tahu akan sejarah dan budaya asing. Padahal, budaya kita banyak sekali," kata Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat SE, kepada Republika, Rabu (7/10). 

Sultan mengatakan, kondisi itu terjadi karena sejumlah faktor. Di antaranya derasnya arus informasi global yang diikuti dengan kemajuan teknologi. Di sisi lain, ketersediaan buku sejarah dan budaya di dalam negeri, termasuk juga Jabar sangat minim sekali.

"Salah satu kelemahan Jabar adalah ketersediaan buku sejarah dan budaya yang sangat minim," ujar Sultan saat menerima kunjungan Tim Ekspedisi Budaya 2015 Balai Pengelolaan Cagar Budaya Nilai Budaya dan Sejarah, (BPCBNBS) Disparbud Jabar.

Untuk itu, pihaknya mengusulkan kepada gubernur Jabar untuk dibuatkan buku-buku tentang sejarah dan budaya. Hal ini, kata Sultan, agar generasi muda bisa membaca dan akhirnya memahami tentang sejarah dan budayanya secara benar.

"Banyak budaya dengan kearifan lokal yang kita miliki, tapi itu belum tergarap secara optimal," kata Sultan.

Termasuk juga, sambung dia, adalah sejarah dan budaya tentang Keraton Kasepuhan dan keraton lainnya yang ada di Cirebon. "Kita belum menyusun tentang Cirebon di era sebelum dan Sunan Gunung Jati. Ini memang menjadi pekerjaan kita ke depan. Sejarah dan budaya Cirebon perlu di eksplorasi," kata Sultan.

Diakui Sultan, banyak di antara generasi muda yang justru meniru budaya luar. Padahal, banyak nilai-nilai negatif dari budaya luar tersebut. "Ini menjadi tanggu jawab semua pihak yang berkepentingan dalam membangun budaya bangsanya," tandas dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement