Selasa 06 Oct 2015 20:51 WIB

‎KNKT: Pesawat Aviastar Memotong Rute

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Bayu Hermawan
Tim SAR TNI dan Basarnas mengevakuasi jenazah korban pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM di Landasan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (6/10).   (Antara/Yusran Uccang)
Tim SAR TNI dan Basarnas mengevakuasi jenazah korban pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM di Landasan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (6/10). (Antara/Yusran Uccang)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah melakukan investigasi awal mengenai jatuhnya pesawat twin otten milik maspakai Aviastar.

Dari investigasi awal dan data yang dihimpun, KNKT menilai bahwa pesawat Aviastar yang ditemukan hancur di Bukit Pajaja, Desa Gamaru, Kec. Latimojonlg Kab. Luwu‎, ternyata tidak terbang melalui rute yang telah ditetapkan.

"Pesawat itu (Aviastar) keluar dari rute sebenarnya. Pesawat keluar rute dengan jarak sekitar 15 nautical mile ke arah kanan," usai Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono, saat jumpa wartawan di Bandara Lanud Sultan Hasanuddin, Selasa (6/10).

Menurutnya, pesawat ini seharusnya terbang dengan rute‎ Masamba-Bua-Siwa-Barru-Makassar. Namun dari hasil investigasi awal KNKT, pesawat yang menerangkan tiga orang crew dan tujuh penumpang, melenceng saat berada di rute Bau menuju Siwa.

Mengenai alasan pesawat Aviastar melenceng dari rute yang ada, Soerjanto menyebut pihaknya belum bisa memberikan kepastian penyebabnya.

KNKT harus memeriksa black box yang baru diserahkan Basarnas. Black Box sendiri, menurut Soejanto, maksimal akan bisa diketahui setelah 12 bulan, tergantung keadaan black box pesawat.

Terkait emergency Locator Transmitter (ELT) pesawat Aviastar yang tidak terdeteksi, Soerjanto mengatakan bahwa ELT sudah hancur saat tim menemukan pesawat. Hal ini membuat ELT tidak berfungsi.

"Kalau hancurnya seperti ini, memang bisa hancur," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement