Selasa 06 Oct 2015 17:43 WIB

Industri di Majalaya Terpaksa Tekan Produksi

Rep: c12/ Red: Friska Yolanda
Pabrik tekstil
Foto: Soni Soemarsono/Republika
Pabrik tekstil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Terus memburuknya kondisi perekonomian nasional telah melemahkan kemampuan produksi di sektor industri tekstil di Majalaya, Kabupaten Bandung. Bahkan, dua tahun terakhir, industri tekstil di sana harus menahan laju produksi karena tidak kuat menanggung biaya produksi yang kian meninggi.

Direktur Utama PT Satya Sumba Cemerlang, salah satu perusahaan produk tekstil di Majalaya, Satya Natapura menuturkan, saat ini kondisi pasar sangat lemah dan daya beli masyarakat pun menurun. "Pasar itu sudah dua tahun terakhir luar biasa lesu, pas lebaran kemarin saja, produk kami nyaris tak terjual," ujar dia, Selasa (6/10).

Order yang masuk ke perusahaan pembuat sarung tersebut memang masih ada. Tapi, hanya 30 persen dari kondisi normal. Tiap bulan, dalam kondisi normal, angka produksi barangnya bisa mencapai 200 ribu. "Kalau sekarang itu per bulan itu cuma 50 ribu," kata dia.

Meski masih ada order, tapi biaya produksinya terlampaui tinggi. Sebab, bahan baku yang digunakan oleh perusahaannya itu didatangkan secara impor. "Memang dibelinya dari lokal, tapi pedagang-pedagang itu kan enggak bikin, itu kan impor," ujar dia.

Bahan baku utama seperti benang, dan bahan baku pembantu seperti obat celup, kata Satya, itu impor. Sedangkan, produk sarungnya dijual di dalam negeri. Akibatnya, harga jual barang tersebut tidak bisa menutup total ongkos produksi yang dikeluarkan. "Biaya produksi naik, tapi pasar melemah, daya beli lesu," lanjut dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement