Senin 05 Oct 2015 22:40 WIB

Pascakebakaran, PLTU Indramayu Setop Operasi 20 Hari

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Aktivitas PLTU. Ilustrasi (Republika/Adhi Wicaksono)
Aktivitas PLTU. Ilustrasi (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Sumuradem, di Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu terpaksa berhenti beroperasi untuk sementara waktu guna perbaikan pascakebakaran. Namun meskipun demikian, pasokan listrik untuk Jawa Bali dipastikan tetap aman.

 

"Untuk perbaikan diperkirakan memakan waktu selama 20 hari ke depan,’’ ujar Direktur Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (Persero), Iwan Supangkat, saat melakukan jumpa pers di kantor PLTU Sumuradem Indramayu, Senin (5/10).

Dalam kesempatan itu, turut hadir Direktur Produksi PT PJB, Yuddy Setyo Wicaksono, General Manager UPJB PT PLN (Persero), Koryawan Aji, Ketua Divisi Operasi Regional Jawa Bagian Tengah, Machizan, General Manager (GM) PLTU Indramayu, Judi Rahmanu dan Koordinator Site PLTU Indramayu, Samsudin.

 

Iwan menjelaskan, saat ini kondisi sistem Jawa Bali interkoneksi dari Jawa sampai Madura. Karenanya, saat terjadi gangguan di salah satu tempat, maka akan disuplai dari tempat lain.

 

Dengan sistem tersebut, maka berkurangnya pasokan dari PLTU Sumuradem Indramayu yang memiliki kapasitas terpasang 990 mega watt, tidak akan mengganggu pasokan listrik kepada masyarakat. PLN menjamin pasokan listrik untuk masyarakat tetap aman karena disuplai dari beberapa pembangkit seperti subsistem Cibatu, subsistem Bekasi dan subsistem Mandirancan.

 

Ketika disinggung penyebab kebakaran, Iwan mengungkapkan pihaknya sedang melakukan investigasi. Dugaan sementara kebakaran itu karena sifat dari batu bara jenis lorengkor yang kemungkinan bisa terbakar sendiri. Dalam batu bara tersebut ada kandungan volatilmeter, jika kandungan tersebut tinggi akan terbakar sendiri.

 

Dalam kesempatan itu, Iwan juga menyatakan pihaknya menjamin pengobatan sepuluh orang pekerja yang menjadi korban dalam peristiwa kebakaran pada bagian conveyer akibat gesekan panas batu bara yang terjadi Ahad (4/10) dini hari. Saat ini, kesepuluh korban tersebut dirawat di tiga rumah sakit besar di Jakarta, yakni tiga orang di RS Pusat Pertamina, lima orang di RS Cipto Mangunkusumo dan dua orang lainnya di RS MH Thamrin.

 

Iwan mengakui, dari sepuluh korban yang mengalami luka bakar tersebut, ada seorang korban bernama Andika, yang kondisinya sempat menurun. Namun, setelah dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo dan ditangani secara intensif, kondisi Andika akhirnya membaik. ’Kesepuluh korban tersebut kondisinya sudah mulai membaik,’’ terang Iwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement