Senin 05 Oct 2015 11:25 WIB

Jokowi: TNI Harus Jadi Perekat Kemajemukan

Defile prajurit TNI dalam gradi bersih perayaan HUT TNI ke-70 di Pantai Indah Kiat, Sabtu (3/10).
Defile prajurit TNI dalam gradi bersih perayaan HUT TNI ke-70 di Pantai Indah Kiat, Sabtu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar TNI bisa menempatkan diri sebagai perekat kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia. TNI tidak boleh tersekat-sekat dalam kotak suku, agama dan golongan, tapi harus bisa berdiri tegak di atas semua golongan, mengatasi kepentingan pribadi dan kelompok, yang mempersatukan ras, suku, dan agama dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

Menurut Presiden Jokowi, Indonesia bukan hanya menghadapi tantangan di bidang politik, keamanan dan ekonomi, melainkan juga menghadapi tantangan dalam mengelola kemajemukan.

Ia menegaskan, kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang maha dasyat jika kita mampu menjaganya dengan baik, namun banyak bangsa yang harus menghadapi takdir sejarah, terpecah-belah, tercerai-berai karena tidak mampu menjaga kemajemukan.

“Ini tidak boleh terjadi di Bumi Pertiwi kita,” katanya dalam amanatnya pada upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 TNI, yang berlangsung di Dermaga Indah Kiat, Kabupaten Cilegon, Banten, Senin (5/10).

Presiden berharap, keragaman dan perbedaan tidak menjadi sumber konflik, namun seharusnya semakin melengkapi atas kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Sehingga keragaman justru menjadi perekat bangsa, menjadi energi kolektif mencapai kemajuan bangsa.

“Kita harus mampu menjadikan kemajemukan itu sebagai kekuatan kita dalam menyongsong masa depan,” tutur Presiden Jokowi.

HUT TNI kali ini digelar di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten. Tema Peringatan ke-70 Hari TNI Tahun 2015 adalah “Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, Profesional, Siap Mewujudkan Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri Dan Berkepribadian”.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement