Ahad 04 Oct 2015 21:45 WIB

Pengembangan Ruang Terbuka Hijau DKI Terkendala Pembebasan Lahan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Hazliansyah
  Suasana kampanye Hidden Park di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Tanjung, Jakarta Selatan, Ahad (7/9). (Republika/Raisan Al Farisi)
Suasana kampanye Hidden Park di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Tanjung, Jakarta Selatan, Ahad (7/9). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku kesulitan mewujudkan target 13,95 persen Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Saat ini keberadaan RTH masih di bawah 10 persen dan tengah diupayakan penambahannya hingga 10 persen. Salah satu caranya adalah dengan membangun taman baru. Namun, kendala pembebasan lahan masih menjadi faktor utama penghambat pembangunan taman baru.

"Taman yang ingin kita bangun tahun ini ada sekitar 20-an, dengan luas keseluruhan 1 hektare," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Ratna Diah Kurniati di sela-sela acara peluncuran Gerakan #AyoKeTaman pada Ahad (4/10).

Pemprov menargetkan mengadakan lahan untuk RTH sebanyak 50 persen. Namun yang terealisasi hanya 10-20 hektare saja. Kendala pembebasan lahan, lanjut dia, kebanyakan karena dokumen-dokumen tanah yang tidak lengkap. Pada kasus lain, sertifikat tanah ganda atau statusnya masih digadaikan di bank.

Karena itu, ia ingin memperluas wilayah RTH dengan menghidupkan taman-taman yang tidak aktif. Caranya dengan terus mengenalkan taman, menambah fasilitas seperti perangkat olahraga, areal bermain anak atau fasilitas fitnes. Ketika banyak masyarakat berkunjung, mereka juga diajak untuk turut menjaga kebersihannya.

Deputi Bidang Kependudukan dan Pengendalian Pemukiman DKI Jakarta Syahrul Efendi mewakili Gubernur DKI Jakarta meminta masyarakat tidak mengandalkan petugas kebersihan dalam menjaga kebersihan taman. Ia meminta bantuan sejumlah komunitas peduli ruang publik terus mengenalkan taman kepada masyarakat luas.

"Kegiatan yang bermanfaat diperbanyak, agar taman selalu hidup dan terbangun rasa memiliki taman di masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement