Sabtu 03 Oct 2015 23:43 WIB

Menpar Malu dengan Pariwisata Indonesia, Ada Apa?

Red: M Akbar
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat memberikan sambutan upacara 17 Agustus di Gedung Sapta Pesona, Jakarta
Foto: Dok: Puskompublik Kemenpar
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat memberikan sambutan upacara 17 Agustus di Gedung Sapta Pesona, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku malu dengan pencapaian yang diraih sektor pariwisata negeri ini. Namun rasa malu itu disampaikannya sebagai bentuk ajakan melakukan instropeksi diri agar seluruh masyarakat dapat bersatu untuk lebih meningkatkan sektor pariwisata ini lebih baik di wilayah kawasan ASEAN.

''Kompetitor dan rival utama kita adalah Malaysia, Thailand, Singapura. Usaha kita adalah mengimbangi mereka, yang sudah jauh lebih maju. Pariwisata kita, di ASEAN saja hanya nomor 4, di bawah tiga negara itu. Terus terang, ini sangat memalukan,'' kata Arief di Jakarta, Sabtu (3/10).

Untuk itu, Arief kembali mengajak seluruh pihak agar bisa bersatu. ''Kalau tidak bersatu, kita tidak akan memenangi pertandingan. Kita masih hobi saling menjatuhkan, saling menjelekkan, antarsesama kita sendiri,'' ujarnya.

Arief mengungkapkan dalam World Economic Forum, Tour and Travel Competitiveness Index, Indonesia saat ini berada di posisi 50 besar dari 141 negara. Sementara Singapura di peringkat 11 atau turun satu poin dari dua tahun sebelumnya yang bertengger di posisi 10 besar.

Lalu Thailand dan Malaysia masing-masing berada di urutan ke-25 dan 35. Arief kemudian menjelaskan dari jumlah wisatawan mancanegara, ketiga negara tersebut ternyata masih berada di atas rata-rata dari Indonesia.

''Malaysia 27 juta, Singapura 15 juta, Thailand 25 juta. Jadi harus diakui, kita masih memalukan, kita hanya puas di angka 9,4 juta wisman. Tapi saya yakin, jika kita bersatu maka proyeksi 20 juta pada 2019 itu optimisme yang bisa direbut,'' katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement