REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan menemukan data-data baru mengenai Mars. Ilmuwan menangkap sebuah longsoran salju. Gambar yang ditangkap oleh High Resolution Imaging Science Experiment (Hirise) ini semakin membuat ilmuwan penasaran.
Longsoran dramatis ini kabarnya umum terjadi di planet merah, terutama di belahan bagian utara. Tidak seperti longsoran salju di bumi, longsoran salju di Mars ini terdiri dari karbon dioksida beku atau es kering. Materi tersebut menyusun es di kutub utara planet Mars.
Laman Daily Mail menuliskan longsoran salju tersebut diukur di sekitar ketinggian 20 meter. Hirise memonitor area ini untuk mempelari lebih lanjut tentang waktu dan frekuensi longsoran. Dari data ini, nantinya ilmuwan akan mempelajari lebih lanjut mengenai Mars. Beberapa longsoran di Mars disebabkan oleh dampak meteorit. Namun, banyak ilmuwan beranggapan bahwa longsoran ini disebabkan lantaran musim. Sama seperti di bumi, ilmuwan menduga Mars juga memiliki musim dingin.
Selama tahun ini, kutub utara Mars menghangat sehingga menghasilkan ekspansi termal. Ekspansi termal memicu longsoran pada es karbondioksida tersebut. Tanda ini muncul di beberapa lokasi di Mars ketika suhu di atas minus 23 derajat Celcius dan menghilang jika suhu lebih dingin.
Karbondioksida beku pertama kali ditemukan di Mars pada tahun 2003 oleh peneliti di California Institute of Technology. "Mars bukanlah planet gersang kering yang kami pikir di masa lalu. Dalam kondisi tertentu kita dapat mengatakan bahwa air bisa ditemukan di Mars," ujar administrator NASA John Grunsfeld, dikutip Daily Mail.