Jumat 02 Oct 2015 16:35 WIB

Listrik Padam, Pegawai di Lampung Nganggur

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ilham
PNS tak bisa bekerja karena mati lampu (ilustrasi)
PNS tak bisa bekerja karena mati lampu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemadaman aliran listrik yang terjadi secara bergilir di wilayah Lampung semakin parah. Hari ini, lampu mati hingga enam jam sehingga membuat pegawai negeri sipil (PNS) di beberapa daerah di provinsi ini menganggur.

Listrik padam terjadi di Kota Metro pada Jumat (2/10) sekitar pukul 09.30 WIB, pemadaman ini membuat sejumlah PNS di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Metro tidak bisa menggunakan komputer dan printer untuk menyelesaikan pekerjaan kantor. Mereka hanya bekerja secara manual dan sebagian lagi hanya duduk-duduk karena bergantung alat komputer, printer dan mesin faksimile.

"Kalau sudah mati lampu lebih dari empat atau lima jam siang hari, alamat tidak ada kerjaan di ruangan. Soalnya, kami menggunakan komputer dan printer," kata Dewi, salah seorang PNS di Pemkot Metro. Di kota ini, listrik baru menyala pada pukul 14.30 WIB, sedangkan PNS sudah bersiap pulang kerja pada pukul 15.30 WIB.

Ia mengatakan, pekerjaanya sangat membutuhkan alat komputer dan printer karena semua data sudah ada dalam perangkat tersebut. Bila mati lampu, ungkap dia, semua pekerjaan terhenti karena tidak bisa diganti dengan mesin tik biasa.

Hal sama terjadi pada PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan (Lamsel). PNS di daerah ini, kewalahan bila mati lampu pada siang hari. Selain menghambat pekerjaan, juga membuat PNS datang ke kantor untuk menganggur.

"Mati lampu di sini lama sampai enam jam. Jadi kerjaan kantor terpaksa dibawa pulang untuk dikerjakan malam hari saat listrik menyala," kata Sandri, PNS di Pemkab Lamsel.

Manajer Bidang Distribusi PT PLN Distribusi Lampung, Alam Awaluddin mengatakan penyebab pemadaman listrik secara bergilir di Lampung karena terjadi defisit daya listrik di Lampung dan berkurangnya pasokan daya dari Sumatera Selatan (Sumsel).

"Sekarang pada siang dan malam hari terjadi defisit daya mencapai 79 megawatt. Selain itu, transfer daya dari Sumsel berkurang, sehingga kebutuhan daya di Lampung tidak mencukupi. Akibatnya, pemadaman tiga jam bergilir di setiap tempat," katanya, Jumat (2/10).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement