REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan gejala alam El Nino akan terjadi hingga November mendatang. Hal ini dikhawatirkan akan meningkatkan kasus kebakaran hutan di Indonesia.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sampai Selasa (29/9) pagi terdapat 85 titik panas atau hotspot yang terpantau di Sumatra, tersebar di wilayah Jambi, Sumatra Selatan dan Pekan Baru, Rengat, Pelalawan sehingga membuat jarak pandang terbatas.
"Ancamannya sampai November nanti, di Sumatra dan Kalimantan, asap juga cukup pekat dan sudah berlangsung selama satu minggu, dan karena terbawa angin juga masuk ke wilayah Batam dan juga Singapura," jelas Sutopo dalam di Jakarta, Kamis (1/10).
Data BNPB menyebutkan ancaman kebakaran hutan tidak hanya di hutan Sumatra dan Kalimantan, tetapi juga di kawasan hutan yang berada di lereng Gunung Merbabu yang terletak di empat kota di Jawa Tengah dan Gunung Watangan Puger di Kabupaten Jember.
Tetapi, BNPB menyebutkan telah berhasil mengatasi kebakaran yang terjadi di Gunung Merbabu Jawa Tengah.
Sementara itu, Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG Kukuh Ribudiyanto menjelaskan kondisi kekeringan di Kalimantan dan Sumatra ini juga dipengaruhi oleh siklon tropis selain El Nino yang tidak separah pada 1997 lalu.
"Itu lebih parah pada 1997, ketika itu suhu permukaan laut lebih dingin di wilayah perairan Indonesia dan dampaknya lebih luas, kebakaran hutan ini terjadi karena kekeringan di Sumatra dan Kalimantan yang dipengaruhi El Nino dan juga fenomena siklon tropis yang ada di Utara Indonesia sekitar Filipina sehingga di Kalimantan Tengah, Timur dan Sumatra Jambi curah hujan lebih berkurang karena ada siklon tropis," jelas Kukuh.
El Nino merupakan naiknya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik sekitar ekuator, khususnya di sekitar Cile dan Peru, yang diikuti dengan turunnya suhu permukaan air di beberapa wilayah perairan Indonesia. Dampaknya adalah terjadinya kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia.
Kekeringan ini menjadi salah satu menyebabkan berbagai kawasan rentan mengalami kebakaran karena adanya intervensi manusia, baik disengaja ataupun tidak.