Rabu 30 Sep 2015 21:04 WIB

Seorang Haji Asal NTB Diduga Terkena MERS

Virus Mers
Foto: AP
Virus Mers

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Seorang haji asal Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, yakni Kasidah Bin Asan yang tergabung dalam Kloter 1 Debarkasi Bandara Internasional Lombok diduga terserang virus MERS dengan kemiripan gejala. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Mataram, I Wayan Diantika mengatakan, haji asal Desa Kuripan, Kabupaten Lombok Barat itu tiba di Bandara Internasional Lombok (BIL), Selasa (29/9).

Saat melalui pemeriksaan kesehatan, Kasidah diketahui mengalami panas dalam suhu tinggi dan radang paru-paru. "Sebelum balik ke Tanah Air, yang bersangkutan sudah melewati pemeriksaan kesehatan sebanyak dua kali, satu saat berada di Jeddah Arab Saudi, kedua di dalam pesawat, hasilnya normal. Barulah saat pemeriksaan ketiga di BIL, yang bersangkutan mengalami panas tinggi dan gejala radang paru-paru," jelasnya.

Dia menuturkan untuk memastikan apa yang terjadi, tim kesehatan kemudian membawa Kasidah di pos kesehatan yang ada di bandara. Selama pemeriksaan, tim dokter memutuskan merujuk yang bersangkutan untuk diobservasi lebih lanjut di RSUP NTB.

Saat ini, kondisi pasien dalam keadaan normal, namun belum diperbolehkan pulang dengan alasan harus melalui tahap observasi selama 14 hari. Jika dalam jangka waktu 14 hari belum diketahui hasilnya dan aman, maka haji Kloter 1 NTB ini bisa diperkenankan pulang ke rumah.

"Sampai saat ini hasilnya belum bisa kita pastikan, karena tim dokter masih melakukan pemeriksaaan," jelasnya.

Meski ada kemiripan gejala yang dialami Kasidah dengan virus MERS, bukan berarti apa yang diderita Kasidah akibat dari virus MERS. Melainkan, apa yang dilakukan tim medis semata-mata untuk kewaspadaan terhadap virus tersebut masuk ke Indonesia.

"Memang gejalanya ada kemiripan radang paru-paru. Tetapi bukan berarti terkena virus MERS," katanya. Untuk itu, pihaknya mengimbau dan menganjurkan kepada para jemaah haji yang tiba di BIL untuk tidak lupa melakukan pemeriksaan kesehatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement