Rabu 30 Sep 2015 15:54 WIB

Pemahaman Ideologi Pancasila Bantu Hilangkan Radikalisme

Rep: C27/ Red: Bayu Hermawan
juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Terorisme (BNPT), Irfan Idris
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Terorisme (BNPT), Irfan Idris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris menilai sebuah teror akan dapat ditumpas, namun sebuah pemahaman atau isme akan sulit untuk dihilangkan. Hal ini yang menjadi perhatian dan membutuhkan pembinaan khusus agar sebuah pemahaman bisa dihilangkan.

"Anak muda rawan galau, sehingga menangkap apa saja ideologi, sama seperti kita pernah muda," ujar Irfan Idris pada acara peluncuran buku 'Islam dan Terorisme: Antara Imajinasi dan Kenyataan' di UI Salemba, Jakarta, Selasa (29/9).

Menurutnya, menjadi tugas para akdemisi bagaimana cara menghidangkan menu ideologi Pancasila di atas meja. Karena pada saat ini, kebanyakan menu yang dihidangkan di atas meja atau di hadapan anak muda adalah menu-menu pemahaman ISIS atau radikal.

Anak muda akan dengan mudah mempelajari ajaran-ajaran tersebut melalui internet. Diakui oleh Irfan Idris, bahwa saat ini pemuda sangat mudah mengakses cara-cara melakukan tindakan terorisme, seperti membuat bom. Dengan pemikiran ingin melakukan perubahan dengan cepat, para anak muda atau pelaku terorisme melakukan tidankan.

Menurutnya semua manusia ingin melakukan perubahan, namun yang tidak dibenarkan adalah saat pemahaman untuk perubahan tersebut menggunakan kekerasan dan mengatasnamakan agama. Hal ini yang justru sering terserap oleh anak muda sehingga memunculkan gerakan-gerakan radikal yang akhirnya memunculkan terorisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement