REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Kekeringan di musim kemarau tak berdampak kurangnya pasokan air di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Nyatanya meski banyak sungai yang kering, aliran air dari Jatiluhur tetap bisa mengalir hingga ke Jakarta.
Direktur Utama Perusahaan Umum Jasa Tirta II Herman Idrus meyakinkan ketersediaan air di Waduk Jatiluhur tetap aman meski kekeringan melanda. Di musim kemarau aliran airnya mencapai 162 meter kubik per detik atau sama dengan 162.000 liter.
"Justru disini di musim kemarau kita keluarkan air 162 meter kubik per detik. Kita bagi ke semua lini," kata Herman di Gedung Perum Jasa Tirta II, Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (29/9).
Ia mengatakan Waduk Jatiluhur menampung air sebanyak-banyaknya saat musim penghujan. Karenanya saat kemarau persediaan air bisa tercukupi. Musim penghujan waduk Jatiluhur menampung hingga enam miliar liter air.
"Kalau lihat waduk penampungan sampai enam miliar nggak ada lagi di Indonesia. Sama dengan aliran setahun sungai citarum," ujarnya.
Jadi, kata dia, pasokan air tidak terhambat ke semua wilayah. Meskipun kekeringan tengah melanda di beberapa daerah di Indonesia.
Menurutnya dari jumlah tersebut sebagian besar dialirkan kepada lahan irigasi. Sementara Jakarta mendapatkan bagian 17 meter kubik per detik.
Aliran air Waduk Jatiluhur ini, sebutnya dimanfaatkan lebih dari 30 juta penduduk sekitar Jakarta dan Jawa Barat. Jakarta sendiri mewakili 10 juta penduduk pengguna air dari waduk Jatiluhur.
Oleh karenanya sebagai perusahaan yang diberikan tanggung jawab mengelola Jatiluhur, Perum Jasa Tirta II menegaskan pihaknya akan terus berupaya memberikan yang terbaik dan menjaga debit air agar ancaman el nino tidak berpengaruh pada pasokan.