Selasa 29 Sep 2015 19:29 WIB

Masyarakat Indonesia Dikepung Racun

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ilham
  Petugas memperlihatkan bahan makanan berbahaya berupa boraks dan pewarna tekstil untuk makanan.
Foto: Antara/Jafkhairi
Petugas memperlihatkan bahan makanan berbahaya berupa boraks dan pewarna tekstil untuk makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Perhatian terhadap masalah kesehatan pangan di Tanah Air tergolong masih memprihatinkan. Kepala BPOM, Dr Roy Sparinga, dalam orasi ilmiah Dies Natalis Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Selasa (29/9), menyebutkan masyarakat Indonesia sudah dikepung racun, terutama dalam hal ketersediaan makanan.

''Berbagai makanan dan bahan makanan yang dijual bebas, banyak yang tidak terjaga dari berbagai bahan kimia maupun organik yang dapat membahayakan kesehatan. Mulai dari jajanan yang dijajakan di sekolah, es batu yang bahan baku airnya diragukan kesehatananya, hingga bahan-bahan makanan yang menggunakan bahan kimia berbahaya,'' jelasnya.

Berdasarkan kondisi makanan dan bahan makanan yang tidak terjamin aspek kesehatannya tersebut, berbagai permasalahan kesehatan terus mengalami peningkatan. Baik permasalahan kesehatan yang disebabkan oleh bacterial (viral), maupun akibat non bacterial (non viral).

Dalam kasus yang disebabkan masalah bakterial, menurut Roy, bisa dibuktikan dari peningkatan kasus penyakit hepatitis. Pada tahun 2013, kasus hepatitis yang terjadi tercatat mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding tahun 2007.

''Bahkan pada tahun 2013 tersebut, terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) Hepatitis A di enam provinsi, terdiri dari Provinsi Riau, Lampung, Sumatera Barat, Jambi, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Belum lagi provinsi-provinsi lain yang juga dilaporkan terjadi kasus Hepatitis A, meski pun tidak sampai terjadi KLB,'' jelasnya.

Sementara kasus penyakit yang akibat penggunaan bahan makanan yang bukan disebabkan non viral, bisa dibuktikan dengan banyaknya kasus gagal ginjal pada warga yang berusia muda. ''Meski pun belum diketahui angkanya, namun faktanya menunjukkan kasus gagal ginjal pada warga usia muda ada kecenderungan meningkat,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement