Selasa 29 Sep 2015 05:55 WIB

Antisipasi Kekeringan, Mata Air pun Didata

Rep: Yulianingsih/ Red: Indah Wulandari
Warga mengambil air dari sumber mata air Mongkrong di Karangjati, Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (10/7).
Foto: Antara/ Aloysius Jarot Nugroho
Warga mengambil air dari sumber mata air Mongkrong di Karangjati, Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Asosiasi Sungai Yogyakarta (ASY) akan menginventarisir jumlah dan kondisi mata air di seluruh bantaran sungai di DI Yogyakarta (DIY).

Inventarisir ini dilakukan untuk menjaga kelestarian sumber air di DIY sehingga ancaman kekeringn atau kekurangan air bersih bisa terselesaikan dengan baik.

 

Ketua ASY Harris Syarif Usman mengatakan, hasil inventarisir mata air ini akan dilaporkan ke Balai Besar Wilayah Serayu-Opak (BBWS) dan Pemda DIY. "Semua bantaran sungai kita inventarisir dan sudah ada pengurusnya," katanya, Senin (28/9).

 

Menurutnya, sungai-sungai yang akan diinventarisir mata airnya antara lain, Sungai Winongo, Code, Gadjah Wong, Opak, Oya, Kuning, Tambakbayan  dan beberapa sungai lain di Sleman.

 

Menurut Harris, selama ini belum pernah ada pendataan mata air yang dilakukan komunitas. Karenanya, ASY mulai melakukan pendataan mulai dari jumlah, kondisi, hingga debit air yang dihasilkan.

 

Menurutnya, pendataan sumber mata air sangat penting dilakukan karena kondisinya kini tidak banyak diketahui. Selain itu banyak juga mata air yang tidak dirawat hingga kemudian mati.

 

Dia mencontohkan di Kali Code, dulunya muncul banyak mata air setelah erupsi Merapi 2010. Namun akibat aktivitas penambangan liar mata air tersebut banyak yang mati.

 

Karena itulah pihaknya bersama komunitas wilayah sungai melakukan pendataan mata air. Ke depan mata air dengan debit tinggi akan dikelola untuk air minum masyarakat.

 

"Selain itu, jika terpelihara dengan baik mata air ini bisa menjadi daya tarik wisata khusus di DIY," ujarnya.

 

Oleg Johan dari  Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) mengatakan, berdasarkan inventarisir awal di sepanjang bantaran Kali Winongo Yogyakarta terdapat sedikitnya  50 mata air.

 

"Dari jumlah itu baru dua saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu di  RW 003 Tompeyan dan RW 009 Badran," katanya.

 

Menurutnya, mata air di Tompeyan disalurkan untuk 75 kepala keluarga dan masih akan disalurkan lagi untuk warga sekitar Tompeyan.Sedangkan mata air di Badran digunakan untuk mengairi kolam renang.

 “Di RW 12 Tegalrejo juga ada mata air yang debitnya melimpah, tapi belum dimanfaatkan," katanya.

 

Menurutnya, jumlah mata air ini diyakini akan bertambah saat inventarisasi selesai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement