Senin 28 Sep 2015 17:56 WIB

Warga Terpaksa Bangun Sumur Baru

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolanda
Krisis air
Foto: Republika/Rakhmawaty
Krisis air

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Krisis air bersih di Kabupaten Indramayu terus meluas. Warga pun harus membuat sumur dadakan atau meminta air dari warga lain yang sumurnya masih mengeluarkan air.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu, krisis air bersih saat ini melanda 52 daerah, yang terdiri dari 44 desa dan delapan kelurahan di Kabupaten Indramayu. Padahal pada pekan pertama September, krisis air bersih hanya melanda 37 desa.

“Kami terus berusaha untuk menyalurkan bantuan air bersih,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana, Senin (28/9).

Kabupaten Indramayu memperoleh bantuan 200 tangki air bersih dari BUMN, yakni Bank BTN dan PT Pertamina. Air bersih tersebut disalurkan ke daerah-daerah yang dilanda krisis air bersih tersebut. 

Salah satunya ke Desa Pringgacala, Kecamatan Karangampel. Di daerah tersebut, warga rela antre berjam-jam untuk mendapatkan bantuan air bersih yang sangat mereka butuhkan.

“Saya sudah menunggu sampai tiga jam,” kata seorang warga setempat, Kapsah.

Sejak beberapa pekan terakhir, warga Desa Pringgacala juga terpaksa harus menggali sumur dadakan untuk memperoleh air bersih. Mereka menggali sumur di dasar sungai atau pinggiran sungai di desa setempat yang telah mengering. 

Warga setempat, Abdul, mengatakan, diperlukan dana sekitar Rp 2 juta untuk membangun satu sumur besar. Sumur ini dapat memenuhi kebutuhan tiga rumah.

Selain di Desa Pringgacala, krisis air bersih juga dialami warga Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu. Akibat air ledeng yang mati dan air sumur yang asin, mereka terpaksa harus meminta air ke warga di daerah lain yang air sumurnya masih bagus.

Salah seorang warga Desa Karangsong, Ajo, meminta air dari sumur milik saudaranya di Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu. Dia bahkan sengaja membawa puluhan jeriken yang merupakan titipan para tetangganya.

“Baru sekarang ini minta air. Selama ini, saya selalu pakai air galon, baik itu untuk mandi, minum, masak,” kata Ajo. 

Setiap hari, Ajo membeli lima galon untuk memenuhi kebutuhan air bersih keluarganya. Setiap galon harganya mencapai Rp 6.000.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement