REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal laporan ilmiah pada 24 September, para peneliti dari California menemukan bahwa sekitar seperempat dari ikan dipasarkan di California dan Indonesia memiliki potongan-potongan kecil fiber dan plastik dalam usus mereka.
Penulis utama studi tersebut, yang berasal dari University of California (UC), Davis, dan Universitas Hasanuddin di Indonesia, mengambil 64 ikan mencakup 12 spesies yang berbeda dari Half Moon Bay dan Princeton di California, dan 76 ikan di 11 spesies dari pasar di Makassar, Indonesia.
Penulis utama dalam laporan tersebut ialah Chelsea Rochman, David H Smith, dan sesama rekannya di post-doktoral UC Davis Bodega Marine Laboratory.
"Sungguh menarik bahwa tidak ada perbedaan besar dalam jumlah puing-puing di ikan dari setiap lokasi dalam jenis-plastik atau fiber. Kami pikir jenis puing-puing plastik di ikan didorong oleh perbedaan dalam pengelolaan sampah lokal," ujar Chelsea Rochman, peneliti dilansir Pulse Headlines, Senin (28/9).
Kandungan fiber terdapat dalam 80 persen dari sampah di ikan California, tapi plastik terkandung pada sebagian besar puing-puing yang ditemukan pada ikan dipasarkan di Indonesia. Khusus Indonesia, besar kemungkinan limbah plastik dan sisa daur ulang yang dilemparkan ke laut lepas.
Bahayanya jika dikonsumsi manusia, lanjut penelitian tersebut, menelan sejumlah kecil saja dari zat-zat asing ini dapat menyebabkan peradangan tubuh, kerusakan saluran pencernaan, dan kematian sel.
Untungnya serat dan plastik hanya ditemukan dalam usus ikan, sehingga hanya berbahaya saat ikan dimakan utuh, seperti dibuat sarden. Namun, para ilmuwan masih menganalisis kemungkinan bahan kimia dalam plastik merembes ke dalam daging itu sendiri.