Ahad 27 Sep 2015 17:49 WIB

DPD Minta Pemerintah Fokus Pembangunan dari Daerah

Rep: Issha Harruma/ Red: Ilham
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi panen Padi Kamajaya di Desa Bojong, Kecataman Bojong, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (28/2).
Foto: Ist
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi panen Padi Kamajaya di Desa Bojong, Kecataman Bojong, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komite IV DPD, Ghazali Abbas Adan meminta pemerintah fokus melakukan pembangunan dari daerah atau dengan pola dari pinggir ke pusat. Menurut Ghazali, dengan dimulai dari daerah, maka pembangunan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

"Kalau itu dilakukan, Indonesia akan makmur. Yang banyak miskin itu kan di daerah. Kalau pemerintah membenahi desa, perlahan Indonesia pasti juga akan makmur," kata Ghazali dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (27/9).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga Maret 2015 mencapai 28,59 juta jiwa. Jumlah penduduk miskin bertambah 860 ribu jiwa selama enam bulan dalam periode September 2014-Maret 2015.

Ghazali mengatakan, pemerintah harus memperbanyak anggaran pembangunan yang langsung menyentuh kesejahteraan masyarakat. Pemerintah juga harus berfokus pada pengentasan kemiskinan di daerah-daerah yang selama ini menimbulkan berbagai masalah sosial.

Di bidang pertanian dan perkebunan, Ghazali meminta pemerintah rutin melakukan pelatihan kepada para petani agar mampu meningkatkan kesejahteraan sendiri dan berinovasi dalam bertani atau berkebun. "Kemudian pembangunan infrastruktur, di situ ada peningkatan lapangan kerja. Di bidang pendidikan, kesehatan karena menurut saya penyebab kemiskinan karena rendahnya pendidikan dan malas bekerja," ujarnya.

DPD berharap dana di APBN semakin banyak untuk pembangunan yang langsung mensejahterakan rakyat. "Jangan untuk program-program seperti kereta cepat Jakarta-Bandung, dana banyak dikeluarkan tapi yang nikmati hanya sedikit," kata Ghazali lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement