REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Sebanyak 1.840 personil gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Tengah dan TNI/Polri dikerahkan memadamkan kebakaran hutan dan lahan pemicu terjadinya bencana kabut asap.
Kepala BPBD Kalteng Brigong Tom Mandez mengatakan jumlah personil tersebut adalah yang dikoordinasi BPBD dan belum termasuk pihak kabupaten/kota maupun pemadam kebakaran dari lembaga swadaya masyarakat dan berbagai elemen lainnya.
"Pejabat Gubernur Kalteng kan memerintahkan setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov Kalteng mengerahkan setidaknya 20 orang untuk ikut memadamkan lahan maupun hutan yang terbakar," katanya, Sabtu (26/9).
Meski memiliki banyak personil, Brigong menyebut penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kalteng kurang optimal karena fasilitas pemadaman yang dimiliki BPBD kurang memadai.
Brigong mengatakan selain kurangnya peralatan pemadaman yang dimiliki BPBD Kalteng, sumber air di sejumlah hutan maupun lahan terbakar sangat minim sehingga menyulitkan personil melakukan pemadaman.
"Banyak personil kita yang terpaksa menggunakan peralatan seadanya, bahkan terpaksa menggunakan ranting pohon. Kerja personil kita pun tak kenal siang atau malam, libur atau tidak, tetap melakukan pemadaman," tegasnya.
Untuk mengatasi minimnya peralatan pemadaman tersebut, BPBD Kalteng telah mengajukan permintaan alat pemadam yang bisa dibawa-bawa kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan sekarang ini sudah diproses.
Kepala BPBD Kalteng mengatakan sebanyak 15 buah alat pemadam portable telah dikirimkan BNPB menggunakan kapal laut dan dalam waktu dekat akan sampai ke Palangka Raya.
"Kalau ada masyarakat yang ingin bergabung, kami sangat mengapresiasi. Semakin banyak yang bergabung, semakin baik. Harus diakui, personil kita mulai kelelahan, tapi tetap bekerja memadamkan lahan maupun hutan yang terbakar," kata Brigong.