REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Warga Kota Sukabumi yang dikategorikan masih miskin jumlahnya cukup banyak. Data terakhir menyebutkan jumlah warga miskin mencapai sekitar 30 ribu jiwa atau 10 persen dari jumlah penduduk.
"Data yang kami himpun, jumlah warga miskin masih di bawah 10 persen dari total jumlah penduduk," ujar Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kota Sukabumi Suwarsa, Kamis (24/9). Saat ini jumlah penduduk Kota Sukabumi mencapai 303 ribu jiwa.
BPMKB ujar Suwarsa memang secara rutin melakukan pendataan penduduk setiap tahunnya. Salah satunya menyangkut tingkat kehidupan ekonomi masyarakat. "Khusus BPMPKB, melakukan pendataan terkait jumlah pasangan usia subur yang ikut KB," katanya.
Suwarsa menuturkan, selain BPMPKB ada dua lembaga lainnya yang melakukan pendataan terkait warga miskin. Keduanya yakni Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Dari tiga lembaga ini ujar Suwarsa memang menghasilkan data yang berbeda. Kondisi tersebut dinilai masih wajar karena berbedanya parameter penilaian yang digunakan.
Ke depan ungkap Suwarsa, pendataan penduduk yang dilakukan tiga instansi ini dapat mempunyai parameter yang sama. Harapanya, data yang dihasilkan tidak lagi berbeda-beda.
Dari tiga sumber data yang ada saat ini sambung Suwarsa, data BPS yang secara resmi digunakan untuk panduan penyaluran program pemerintah. Sedangkan data BPMPKB hanya untuk kepentingan internal.
Data yang berbeda misalnya terlihat dalam jumlah penduduk. Data Disdukcapil Kota Sukabumi menyebutkan, jumlah penduduk hingga 2015 mencapai sebanyak 347.000 jiwa. Sementara BPMKB mencapai 303 ribu jiwa
Kepala Disdukcapil Kota Sukabumi Beni Haerani menuturkan, jumlah penduduk sangat dinamis. "Dari pendataan terbaru, jumlah penduduk bisa bertambah atau berkurang dari sebelumnya," imbuhnya.
Beni mengungkapkan, perubahan data penduduk bisa disebabkan sejumlah faktor. Misalnya peristiwa perpindahan penduduk baik dari luar ke Sukabumi maupun sebaliknya. Saat ini warga yang migrasi ke Kota Sukabumi jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan yang pindah ke luar daerah.
Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz menambahkan, pemkot menggulirkan sejumlah program untuk membantu warga miskin. "Di bidang pendidikan, kita salurkan kartu cerdas untuk membantu siswa miskin," katanya.
Sementara di bidang kesehatan lanjut Muraz pemkot mempermudah warga untuk mendapatkan akses layanan kesehatan. Di antaranya dengan membuka rumah sakit tipe D yang memberikan layanan kesehatan gratis kepada warga tidak mampu.
Program lainnya ujar Muraz yakni dengan penataan kawasan kumuh agar lebih tertata dengan baik. Pada tahun ini program tersebut mendapatkan pendanaan dari pemerintah pusat.