REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Setiap tahunnya saat Idul Adha, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mengerahkan tim pemantau pemotongan hewan qurban. Di Bekasi, salah satu sapi yang dikurbankan di Masjid Agung Al Barkah ternyata mengandung cacing hati.
"Ditemukan satu sapi yang ada cacing hati. Jadi hatinya kita buang," tutur Koordinator Tim Pemantau Pemotongan Hewan Kurban Drh Kristambos kepada Republika.co.id di Masjid Agung Al Barkah, Kamis (24/9).
Kristambos menjelaskan, apabila terdapat cacing hati pada sapi, biasanya ukuran sapi tersebut akan kecil atau kurus. Makanya dari panitia dan timnya sendiri tidak menyangka ketika dipotong terdapat cacing di hati sapi yang gemuk itu.
"Sapinya kan gemuk tuh, nggak ada yang nyangka kan kalau pas disembelih ada cacingnya. Biasanya karena pakan sapinya yang menjadi penyebab adanya cacing hati," jelasnya.
Meskipun ada cacing hati, daging sapi tersebut masih bisa dikonsumsi. Sementara hati yang terdapat cacingnya dibuang. "Masih bisa dikonsumsi tapi memang kurang layak. Karena kan harus ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal). Ini kan tidak sepenuhnya sehat," katanya.
Kendati begitu, seluruh hewan kurban lainnya tidak mengalami masalah kesehatan dan tetap layak untuk dikonsumsi. Apalagi proses pemotongan hewan kurban pun berjalan dengan baik dan sesuai aturan sanitasi.
"Kami memeriksa mulai dari pemotongan, pembuangan darah yang keluar. Jadi darah dimasukan ke tanah/ lubang khusus ke tanah, dan langsung ditutup. Lalu jeroan hijau harus dibuang ditempat khusus juga karena untuk menghindari penyakit dan pencemaran udara serta dampak lingkungan ke warga masyarakat," tuturnya.
Kristambos menuturkan, Tim Pemantau Pemotongan Hewan Kurban terdapat di 15 titik pantau yang tersebar di 12 kecamatan di Bekasi. Masing-masing tim berjumlah 4 orang dari Kementan dan satu orang petugas Dispera dan pihak kelurahan.
Timnya pun menilai bahwa secara keseluruhan penyembelihan dan pemotongan hewan kurban di Masjid tersebut sudah bagus. Meski ada kekurangan di bagian kesehatan hewan yang disembelih, tapi itu adalah faktor ketidaksengajaan. "Pokoknya semua catatan jadi masukan penting buat kami ke depannya," katanya.