Kamis 24 Sep 2015 15:19 WIB

Dokter Temukan Sapi Kurban Terkena Penyakit Cacing Hati dan Pita

Petugas memotong sapi kurban di Masjid Besar Baitullah di Kelurahan Bukit Lama, Palembang, Kamis (24/9).
Foto: Maspril Aries/Republika
Petugas memotong sapi kurban di Masjid Besar Baitullah di Kelurahan Bukit Lama, Palembang, Kamis (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Tim Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Gorontalo menemukan sapi kurban yang terkena penyakit cacing hati dan cacing pita di lokasi penyembelihan di kota Gorontalo, Kamis (24/9).

Tim PDHI yang menemukan sapi kurban yang terkena cacing hati dan cacing pita tersebut adalah tim dari Universitas negeri Gorontalo yang berjumlah tiga orang. Fransisca Husain salah seorang tim PDHI yang ditemui di lokasi penyembelihan hewan kurban mengatakan, telah mengumpulkan sampel hati, paru dan limpa dari sapi yang terkena cacing hati dan cacing pita.

"PDHI pada tahun ini melakukan pemeriksaan hewan kurban ke beberapa wilayah di Gorontalo, dengan jumlah sapi yang kami periksa sebanyak empat ekor sapi, dari keempat sapi tersebut kami menemukan semua sapi terkena penyakit cacing hati dan cacing pita".

Megawati Tine dari Tim PDHI juga mengatakan bahwa cacing pita dan cacing hati sangat berbahaya dan bisa berjangkit pada manusia apabila terkonsumsi. Oleh karena dilakukan pemeriksaan, hati dan jeroan sapi yang terkena cacing hati atau cacing pita dapat dikonsumsi asalkan jangan dibakar menjadi sate, cara masakpun harus dimasak berulang agar penyakit tersebut mati.

Sampel hati, paru dan limpa sapi kurban yang terinfeksi akan dibawa ke laboratorium Dinas Petenakan dan akan diuji.

Sementara itu, Ely Pakaya (64) salah seorang warga Limba B yang menerima paket daging kurban mengatakan, bahwa sedikit khawatir dengan adanya temuan hati sapi kurban yang menderita penyakit cacing hati.

"Saya takut untuk mengkonsumsi hati sapi yang terjangkit penyakit, syukur pihak yang berwenang telah menemukan dan mengamankan hati sapi tersebut," ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement