Rabu 23 Sep 2015 21:48 WIB

KRL Tabrakan, Driver Gojek Berubah Jadi Ojek Konvensional

Rep: C26/ Red: Ilham
Pengemudi Gojek mencari penumang melalui aplikasi seluler di Jakarta, Jumat (3/7).
Foto: Republika/Wihdan H
Pengemudi Gojek mencari penumang melalui aplikasi seluler di Jakarta, Jumat (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tabrakan dua kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Juanda mendatangkan rezeki bagi tukang ojek di sekitar stasiun. Pasalnya, gangguan kereta akibat tabrakan itu membuat penumpang harus beralih transportasi. Tukang ojek pun diburu oleh penumpang.

Seorang driver Gojek, Hamsyah sampai harus melepaskan identitas untuk sementara. Gojek yang harus memakai aplikasi khusus tidak memungkinkan dia menolak penumpang yang datang. Hamsyah pun membonceng penumpang tanpa aplikasi.

"Lebih untung mbak. Orang kan maunya pada buru-buru jadi nggak pesen lewat aplikasi lagi," ujarnya.

Hamsyah mengaku mendapatkan keuntungan berlipat di balik evakuasi penumpang akibat kecelakaan KRL di Stasiun Juanda. Ia mengaku selama rentang kejadian hingga jam 7.00 malam, ia mendapat empat penumpang. Pelanggan memilih jasanya menuju Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.

"Ya lumayan rezeki tadi bawa penumpang empat kalo bolak-balik ke stasiun Manggarai," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (24/9).

Hasilnya dinilai lumayan. Satu orang bisa membayar hingga Rp 50 ribu sekali naik. Jadi total untuk membawa empat penumpang dari KRL yang kecelakaan itu sebesar Rp 200 ribu. "Lumayanlah 200 ribu sampai."

Tabrakan KRL tujuan Bogor tersebut mengakibatkan jalur kereta di Stasiun Juanda ditutup total. Commuter Line hanya beroperasi sampai stasiun Manggrai untuk tujuan Jakarta Kota - Bogor dan Jakarta Kota - Bekasi.

Oleh karenanya penumpang yang dievakuasi dan diturunkan memilih menggunakan kendaraan alternatif lainnya menuju Manggarai. Kemudian melanjutkan kereta ke stasiun tujuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement