REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah kepala daerah di Jawa Barat seperti Wali Kota Bogor Bima Arya dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memanfaatkan kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Penyerapan Anggaran di Kantor Bappeda Jabar untuk 'curhat'. Terutama, soal LSM bermasalah.
Bima Arya dan Ridwan Kamil bercerita banyak di hadapan rombongan dari pemerintah pusat mulai dari Menkopolhukam Luhut Panjaitan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly, hingga Jaksa Agung HM Prasetyo.
Bima menjadi kepala daerah yang pertama berbicara soal kekhawatirannya dalam menata sistem pemerintahan supaya lebih baik. Bima kerap merasa diintimidasi LSM serta media lokal. Sering kali, kata dia, kedua itu menjadi alat politik.
"Ujungnya menghambat pembangunan. Kesalahan dicari-cari," ujar Bima, Selasa (22/9).
Senada dengan Bima, Ridwan Kamil mengatakan, kehadiran LSM menimbulkan sejumlah masalah. Mereka mencari nafkah dengan membuat laporan dari kesalahan orang lain. "Kesalahan dicari-cari, ini membuat situasi menjadi tidak nyaman," katanya.
Ridwan Kamil yang akrab disapa RK mengaku dalam setahun terakhir sering berhadapan dengan LSM. Mereka melakukan berbagai hal mulai dari memeras hingga mengancam jiwa. "LSM menjadi problem kami, kesalahan dicari-cari, mohon dibantu," katanya.
Sementara itu, Menkopolhukam Luhut Panjaitan berjanji akan membantu kepala daerah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Menurutnya, RK dan Bima merupakan kepala daerah yang masih muda sehingga harus tetap bersemangat.
"Saya janji kepada kalian, kita hadapi bersama," katanya.