Selasa 22 Sep 2015 05:27 WIB

Dulu, Mekkah Pernah Jadi Destinasi Wisata

Rep: c38/ Red: Esthi Maharani
Mekkah
Mekkah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mekkah rupanya pernah menjadi salah satu destinasi paket perjalanan di Inggris pada masa lampau. Dr. John Slight, seorang peneliti di St John College, University of Cambridge mengemukakan kesimpulan itu lewat telaahnya dalam buku The British Empire And The Hajj, yang akan dipublikasikan bulan depan.

Tatkala generasi modern Inggris lebih tertarik memesan perjalanan ke Tenerife, menurut studi Dr John Slight, penawaran paket tur perdana agen Thomas Cook pada akhir abad ke-19 adalah Mekkah.

Kisahnya, pada tahun 1880-an pemerintah kolonial di India tak bisa mengelak menghadapi sekian banyak Muslim yang pergi ke tanah suci dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kekhawatiran atas eksploitasi dan masalah kesehatan jamaah sepanjang perjalanan kemudian mencapai titik puncak.

Dilansir dari BT News, Senin (21/9), pemerintah Inggris pun menunjuk agen travel Thomas Cook and Son, menjadi agen perjalanan haji resmi guna memperbaiki kondisi. Perusahaan ini ditunjuk pemerintah pada 1886, setelah sebuah skandal tenggelamnya kapal haji.

Perusahaan diberi kontrak untuk mengatur tiket, perjalanan kereta api, kapal, dan logistik lainnya yang diperlukan Muslim di India untuk melakukan haji, sebagai bagian dari Kerajaan Inggris. Tapi, proyek itu berumur pendek. Tahun 1893, perusahaan memilih hengkang setelah mengalami kerugian.

John Mason Cook, anak Thomas Cook, mengatakan saat itu, "Beberapa pejabat pemerintah mengatakan saya tidak mampu melakukan perbaikan apapun. Saya ingatkan mereka bahwa pejabat pemerintah telah begitu tak berdaya dalam kaitannya dengan ibadah haji ini."

Dr Slight menemukan, pelayanan Inggris terhadap ibadah haji dimulai dengan kontrol untuk mencegah penyakit, tapi kemudian diperluas menjadi birokrasi penuh. Sejak pertengahan sampai paruh akhir abad ke-19, pemerintah Inggris semakin getol mengelola haji.

Masalahnya, pemerintah kolonial menghadapi banyaknya jamaah miskin yang menunaikan haji tetapi tidak mampu melakukan perjalanan pulang. Inggris menanggung pemulangan mereka, tetapi ini jarang dilunasi lagi oleh jamaah.

"Itulah salah satu konsekuensi signifikan yang paling tidak diinginkan dari pemerintahan Inggris atas sebagian besar dunia Islam," kata Dr Slight. Inggris pun berhenti memfasilitasi ibadah haji dalam upaya akhirnya yang sia-sia untuk mendapatkan legitimasi di kalangan Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement