Senin 21 Sep 2015 23:59 WIB

Usai Akhiri Jabatannya, Ini Kantor Risma Nanti

Tri Rismaharini - Walikota Surabaya
Foto: Republika/ Wihdan
Tri Rismaharini - Walikota Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan berkantor di Enciety atau lembaga yang anggotanya kebanyakan alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) pimpinan Kresnayana Yahya, pascadirinya mengakhiri jabatannya pada 28 September 2015.

"Setelah 28 September, saya masih ketua DPC PDIP Surabaya jadi akan berkantor di kantor DPC PDIP Surabaya Jalan Kapuas, sedangkan beliau (Tri Rismaharini) juga akan kembali ke komunitasnya di Enciety dan siap berkantor di sana," kata Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana kepada wartawan di Surabaya, Senin (21/9).

Enciety adalah sebuah lembaga yang dikomandani Kresnayana Yahya seorang pakar statistic ITS dan Enciety Business Consult, yang sejak pemilihan Wali Kota Surabaya 2010 secara terbuka memback-up Risma dengan lembaga enciety-nya.

Selain itu, salah satu orang dekatnya Rismaharini yang pernah mensukseskannya dalam Pilkada Surabaya 2010 dan akhirnya menjadi Staf Ahli Wali Kota Surabaya yakni Don Rosano diketahui juga aktif menjadi pengurus di Enciety.

Sementara itu, menjelang penetapan pasangan Cawali-Cawawali Surabaya Rasiyo-Lucy Kurniasari yang diusung PAN dan Demokrat pada 24 September oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya, Whisnu Sakti Buana mengaku cemas, dan hanya bisa berdoa.

Sebab, lanjut dia, selama dua kali masa pendaftaran tambahan dibuka KPU Surabaya selalu gagal dan terkesan seperti dagelan politik. "Ya kita hanya bisa berdoa saja. Semoga (pasangan Rasiyo-Lucy) memenuhi syarat. Sebenarnya kita tidak takut sih, yang kita takutkan cuma calonnya hilang," ujarnya.

Memang, lanjut dia, pada saat pendaftaran dibuka KPU pada 26 hingga 28 Juli lalu, pasangan Risma-Whisnu yang diusung PDIP ini, belum mendapat lawan tanding, hingga pendaftar kembali dibuka pada 1 hingga 3 Agustus. Pada akhir massa pendaftaran tambahan itu, Demokrat dan PAN mendaftarkan Dhimam Abror-Haries Purwoko.

Pada pendaftaran pasangan Abror-Haries ini, lanjutnya, publik Surabaya disuguhi dagelan politik yang tidak lucu. Saat menjelang detik-detik penutupan pendaftaran, Abror dan Haries yang akan mendaftar, dikejutkan ulah Haries. Dia kabur usai minta izin ke toilet. "Ya masak calonnya hilang. Ini kan dagelan," keluhnya.

Kemudian, pada massa tambahan pendaftaran tahap dua, tanggal 9 hingga 11 Agustus, Demokrat dan PAN kembali mendaftar. Kali ini, Rasiyo-Abror yang dipasang. Sayang, pada 30 Agustus, pasangan ini diputus TMS alias tidak memenuhi syarat.

"Ini ada permainan politik. Yang bermain adalah orang-orang di luarnya. Sampai saat ini, Koalisi Majapahit, masih terus menyerang dengan melayangkan gugatan ke Panwaslu," sahut Juru Bicara Tim Pemenangan Risma-Whisnu, Didik Prasetiyono.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement