REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 139 titik panas yang tersebar di delapan kabupaten di Provinsi Riau, Senin (21/9).
"Titik panas terbanyak terdeteksi di Pelalawan dengan 84 titik," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin.
Selanjutnya titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan tersebut terdeteksi di Indragiri Hulu (Inhu) 11 titik, Bengkalis 14 titik, Siak dan Kampar 10 titik, Meranti satu titik, Rokan Hilir dua titik serta Indragiri Hilir tujuh titik.
Titik panas Riau sejatinya mulai berkurang dalam dua pekan terakhir bahkan sempat nihil selama beberapa hari. Namun sejak Jumat malam (18/9) berdasarkan pencitraan Satelit Terra dan Aqua keberadaan titik panas terus meningkat hingga hari ini.
Dari 139 titik panas yang terdeteksi pencitraan satelit Terra dan Aqua pada Senin pukul 05.00 WIB itu, 88 diantaranya dipastikan merupakan titik api dengan tingkat kepercayaan diatas 70 perse,
"Seluruh titik api terdeteksi di enam kabupaten yakni Pelalawan 52 titik, Bengkalis 11 titik, Siak dan Inhu delapan titik," jelasnya.
Kemudian sembilan titik api lainnya tersebar di Kampar dengan tujuh titik dan Inhil dua titik api.
Sugarin menjelaskan secara keseluruhan terdapat sebanyak 284 titik panas di Pulau Sumatera, sebaran terbanyak di Riau 139 titik dan Sumsel 92 titik. Sementara titik panas di Jambi tampak mulai menurun menjadi 19 titik, Lampung 18 titik, Sumbar dua titik, Sumut tiga titik dan Bangka Belitung 11 titik panas.
Kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatera berakibat pada memburuknya kabut asap yang telah terjadi sejak Agustus 2015 lalu. Saat ini jarak pandang di Riau berkisar antara 1.000 meter hingga 3.000 meter.
Sejak Senin lalu (14/9) Riau telah ditetapkan daerah berstatus Darurat Pencemaran Udara oleh Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arysadjuliandi Rachman.
Sementara itu sejak ditetapkannya status darurat pencemaran udara, ribuan prajurit TNI telah dikerahkan ke Riau dan menyebar ke sejumlah daerah guna memaksimalkan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di provinsi itu.
Sementara itu BPBD Riau menyatakan pihaknya terus memaksimalkan pemadaman api dengan menggunakan tiga helikopter melalui pengeboman air.