Senin 21 Sep 2015 00:08 WIB

KPAI Prihatin Murid SD Tewas karena Di-Bully

Rep: C13/ Red: Ilham
Adegan video tindakan bully siswa SD di Bukittinggi yang beredar menjadi viral di dunia maya.
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Adegan video tindakan bully siswa SD di Bukittinggi yang beredar menjadi viral di dunia maya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan rasa prihatinnya terhadap pembulian yang terjadi pada anak sekolah. Apalagi kejadian ini mengakibatkan jatuhnya korban hingga meninggal.

“Tentu kita semua prihatin dengan adanya kejadian ini,” ungkap Komisioner KPAI, Rita Pranawati saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (20/9).

Sebelumnya, penyidik Polres Metro Jaya memutuskan kasus dugaan kekerasan seorang murid Sekolah Dasar (SD) berinisial R (8) terhadap teman sekelasnya, AN (8) hingga meninggal dunia. Kejadian ini terjadi akibat pembulian yang dilakukan pelaku terhadap korban saat kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 02 Pagi Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Rita menjelaskan, anak merupakan sosok yang masih sangat membutuhkan pengawasan dan arahan. Pengasuhan dinilai penting karena dari segi inilah karakter anak dibentuk.

Menurut Rita, orangtua harus bisa berkomunikasi dengan baik terhadap anak. Misal, kata dia, melarang anak untuk memainkan game online yang berbahaya dan sebagainya.

Sejauh ini, Rita menilai hanya 50 persen orang tua yang bisa berkomunikasi dan berdiskusi dengan anak. Berdasarkan penelitian KPAI, mereka hanya bisa meluangkan waktunya hanya satu jam untuk berkomunikasi dengan anak.

Rita menyebutkan, salah satu penyebab pembentukan karakter yang suka mem-bully ini karena game online. Hal ini diutamakan pada permainan yang memiliki konsep kekerasan di dalamnya. Dari permainan ini, ada beberapa anak yang mencoba mempraktikannya dalam dunia nyata. Oleh sebab itu, orang tua harus bisa melakukan pengawasan yang baik.

Selain orang tua, Rita menerangkan, guru juga memiliki peranan penting melakukan pengawasan. “Intinya, anti-Bully harus terus dilakukan di sekolah maupun di rumah,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement