REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemadam Kebakaran (Damkar) Sleman mengalami kekurangan sarana hidran air. Kepala UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Ismu Achmad Widodo mengatakan, idealnya setiap kecamatan memiliki satu hidran. Namun saat ini hanya ada tiga hidran yang tersebar di seluruh Sleman.
"Hidrannya ada di daerah Maguwoharjo Kecamatan Depok, Samsat Sleman Jalan Magelang, dan di depan Kantor Bupati Tridadi Sleman," kata Ismu, Ahad (20/9). Meskipun belum berdampak signifikan terhadap kinerja Damkar, dikhawatirkan hal tersebut dapat menyulitkan pengadaan air.
Sebab saat ini kejadian kebakaran tidak hanya terjadi di kawasan padat penduduk, seperti Depok, Ngemplak, dan Sleman. Tapi juga sering terjadi kebakaran hutan dan kebun tebu, seperti di Prambanan, Berbah, Kalasan, dan Gamping.
Selain mengandalkan hidran, Damkar juga memanfaatkan air dari Selokan Mataram, embung, dan sungai. "Airnya kan tidak perlu bersih. Yang penting bisa dipakai memadamkan api," tutur Ismu.
Damkar Sleman sendiri sudah mengusulkan pengadaan hidran di setiap kecamatan untuk menunjang kinerja pemadaman. Terutama jika stok air di tangki habis. Namun hingga saat ini permohonan tersebut belum terealisasi.