Sabtu 19 Sep 2015 21:42 WIB

NU Dikritik Anak Emaskan PKB, Ini Kata Ketum PBNU

Rep: Andi Nurroni/ Red: Djibril Muhammad
Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj (kanan)
Foto: pbnu
Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Ormas Islam Nahdlathul Ulama (NU) dikritik sejumlah pihak, termasuk dari sebagian unsur intern mereka, terlalu menganakemaskan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Menurut mereka yang mengritik, seharusnya NU menjadi milik seluruh bangsa dan seluruh partai politik.

Selain dianggap menganakemaskan PKB, Pengurus Besar NU (PBNU) juga dikritik karena banyak diisi tokoh-tokoh partai politik. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj angkat bicara menanggapi kritikan tersebut.

"Berpartai itu kan hak warga negara. Apa karena PBNU enggak boleh berpartai?" ujar Kiai Said.

Menurut Kiai Said, NU dan PBNU selalu berupaya menjadi rumah bagi seluruh kadernya, tak memandang latar belakang afiliasi politik praktis mereka. Sebagai buktinya, kata dia, PBNU kini diisi kader NU yang bergiat di berbagai partai politik.

"Di PBNU ada Pak Slamet (Effendi Yusuf), Pak Nusron (Wahid) dari Golkar, Pak Amin Nasution dari PPP, Pak Nasyirul Falah, Pak Ahmad Basarah dari PDIP, ada juga Pak Abidin Gerindra. Jadi enggak cuma cuman PKB," kata Kiai Said seusai membuka Kongres ke-15 Fatayat NU di Surabaya, Sabtu (19/9). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement