Sabtu 19 Sep 2015 16:47 WIB

Strategi Politik Muhammadiyah di DIY Disoal

Rep: Yulianingsih / Red: Djibril Muhammad
Muhammadiyah
Foto: .
Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meski sebagai organisasi kemasyarakatan terbesar di DI Yogyakarta, namun perolehan suara dalam pemilihan umum untuk kader Muhammadiyah di DIY justru terus menurun. Hal itu terlihat dalam pemilihan anggota DPD DIY pada 2004 hingga 2014 kemarin.

Meski dalam tiga kali pemilihan Muhammadiyah masih bisa menepatkan kadernya sebagai anggota DPD wakil DIY namun perolehan suaranya terus merosot.

Hal inilah yang disoal dalam fokus groupp diskusi startegi komunikasi politik elite DIY dana pemilihan DPD RI, studi kasus Muhammadiyah di Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sabtu (19/9). 

FGD menghadirkan pembicara anggota DPD RI dari DIY yang juga kader Muhammadiyah, Afnan Hadikusumo, peneliti komunikasi politik UAD, Anang Masduki, Kapordi Ilmu Komunikasi UAD Rendra Widyatama dan Ketua LHKP PD Muhammadiyah Yogyakarta Ashad Kusuma Djaya.

Terkait penurunan suara Muhammadiyah ini, Anang Masduki yang juga dosen UAD telah melakukan penelitian. Menurut penelitiannya, pada Pemilu 2004, kader Muhammadiyah, Ali Warsito berhasil menjadi anggota DPD RI dengan perolehan suara 132.407 atau urutan kedua setelah GKR Hemas.

Namun pada Pemilu 2009 meski berhasil meloloskan kadernya yaitu Afnan Hadikusumo berhasil menjadi anggota DPD RI, namun perolehan suara saat itu turun drastis atau berada diurutan ke empat dari empat wakil anggota DPD RI DIY.

"Penurunan suara ini jelas menjadi pukulan tersendiri sehingga pada 2014, elite Muhammadiyah bekerja keras untuk tetap meloloskan kadernya jadi anggota DPD," katanya.

Kerja keras Muhammadiyah ternyata membuahkan hasil perolehan suara bisa naik signifikan dan kader Muhammadiyah, Afnan Hadikusumo kembali maju sebagai anggota DPR.

Menurut Anang, salah satu hal yang membuat turunnya suara Muhammadiyah pada pemilihan DPD karena kurang bersatunya kader Muhammadiyah pada satu wakilnya.

Menurut Anang, warga Muhammadiyah masih ada yang antipati terhadap politik, kurang berminat jika kadernya maju di pemilihan umum, namun ada rasa tidak rela jika ada kader Muhammadiyah yang tidak menjabat jabatan politis.

"Pemilihan DPD berbeda dengan pemilihan anggota DPR RI karena melalui partai politik. Namun masih banyak warga Muhammadiyah yang menyamakannya," ujarnya.

Strategi politik Muhammadiyah juga menjadi pengaruh besar dalam perolehan suara di DIY. Strategi menemui konstituen secara langsung melalui komunikasi politik menjadi hal yang jitu dalam mendongkrak perolehan suara dibanding melalui media lainnya.

Anggota DPD RI, Afnan Hadikusumo mengatakan, hasil penelitian UAD ini akan menjadi masukan berarti bagi langkah politik ke depan terutama bagi kader Muhammadiyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement