REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pembangunan rel kereta api di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara dibutuhkan. Pembangunan rel kereta api ini diperlukan untuk pengangkutan barang meskipun tak berkaitan dengan dwelling time.
"Tentu ada yang bisa mengurangi (cost), ada juga yang tidak. Memang rencananya memang sudah sejak awal ada walau dengan segala pertimbangan. Tapi sekali lagi, kondisinya itu berbeda zaman dulu dengan sekarang. Tidak bisa disamakan. Tapi, dibutuhkan," jelas Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (15/9).
Kendati demikian, ia mengaku belum menerima laporan pembukaan kembali akses kereta di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara oleh Kementerian Koordinator (Kemko) bidang Kemaritiman, Kementerian Perhubungan (Kemhub), dan Pelindo II.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli membongkar jalan yang menutupi rel kereta barang yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan jalur kereta barang di Jalan Pasoso, Jakarta Utara, pada Kamis (10/9).
Menurut dia, jalur rel kereta barang yang ditutup sejak 1998 oleh pengelola pelabuhan, yaitu PT Pelindo II (Persero), merupakan bukti inefisiensi lantaran membuat biaya logistik membengkak dan proses bongkar muat barang di pelabuhan menjadi lama.
Ia mengatakan, Pelindo II dengan sengaja menutup jalur rel kereta sehingga kereta barang tidak bisa masuk ke dalam area pelabuhan. Pembongkaran ini, kata dia, dilakukan untuk memperlancar arus logistik barang di pelabuhan Tanjung Priok.
"Ini kalau dibuka (jalur kereta barang), kereta api masuk, kemacetan di Tanjung Priok berkurang. 'Dwelling time' (waktu bongkar muat barang) juga berkurang cukup lama," katanya.