Selasa 15 Sep 2015 07:23 WIB

Kabut Asap Hambat Kemampuan Navigasi Alam Nelayan

  Seorang nelayan mengarungi Sungai Batanghari yang tertutup kabut asap di Jambi, Rabu (9/9).  (Antara/Wahyu Putro A)
Seorang nelayan mengarungi Sungai Batanghari yang tertutup kabut asap di Jambi, Rabu (9/9). (Antara/Wahyu Putro A)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kabut asap yang melingkupi Kota Padang, Sumatera Barat, menyebabkan hasil tangkapan nelayan daerah itu semakin berkurang beberapa hari terakhir.

"Biasanya saya dapat 25 kilogram ikan sekali berlayar, tapi sekarang untuk mendapatkan sekantong ikan saja susah meskipun sedang musim ikan," kata salah seorang nelayan Pantai Purus Saf di Padang, Senin.

Ia mengatakan akibat kabut asap yang semakin tebal, membuat nelayan sedikit was-was untuk berlayar. Mereka tidak bisa memperkirakan kondisi cuaca dan jarak pandang di laut tidak dapat dipastikan dengan jelas.

"Kami tidak bisa berlayar lebih jauh dari 10 kilometer, sebab takut tersesat di tengah laut karena kabut asap yang semakin tebal," ujarnya.

Biasanya, kata dia, nelayan dapat memperkirakan kondisi laut apakah akan hujan badai atau tidak hanya dengan bermodalkan ilmu alam. Akan tetapi, asap tebal menghalangi perkiraan cuaca.

"Kami bisa menebak bagaimana kondisi laut dari desiran ombak dan arah angin, semua kami lakukan tanpa bantuan kompas, tapi sekarang asap tebal menghambat semuanya," katanya.

Saf dan nelayan lainnya mengharapkan tindak lanjut pemerintah terkait kabut asap ini Sebab hal ini sudah merugikan berbagai kalangan, tidak hanya nelayan.

"Pemerintah harus secepatnya menangkap pelaku pembakaran hutan tersebut agar mereka mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement