Senin 14 Sep 2015 13:53 WIB

Masyarakat Adat di NTB terancam Tergusur

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Bilal Ramadhan
Masyarakat Adat
Foto: Antara
Masyarakat Adat

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Masyarakat Desa Benete di kawasan Tatar Loka, Kecamatan Sengkongkang, Kabupaten Sumbawa NTB terancam tergusur dari lahan adat yang sudah ditempati secara turun temurun. Sebabnya, pemerintah Kabupaten Sumbawa berencana membangun pusat pengembangan hewan ternak sapi dan kambing nasional di lokasi tersebut.

Ketua Adat Desa Benete, Safrudin Lemanta mengaku lahan adat sudah ditempati warga secara turun temurun sejak tahun 1918 namun warga setempat pernah meninggalkan lahan tersebut ke wilayah Benete. Tidak hanya itu, bukti kepemilikan lahan pun masih ada tersimpan dengan baik yang digunakan untuk membayar pajak.

“Adanya bukti kepemilikan lahan, pemakaman umum dan tanaman buah-buahan yang ada membuktikan kawasan tersebut bukan kawasan tanpa penghuni, melainkan pernah ditempati dan dikuasai warga sejak puluhan tahun lamanya,” ujarnya di Kota Mataram, Senin (14/9).

Ia menuturkan menolak rencana pemerintah yang akan membangun di lahan tersebut. Sebab, lahan itu merupakan warisan turun temurun. Oleh karena itu, dirinya mengaku bersama masyarakat lain dengan jumlah Kepala Keluarga mencapai 100 orang di Tatar loka akan tetap mempertahankan lahan tersebut.

Tokoh masyarakat Benete Ismail mengatakan akan mempertahankan keberadaan tanah adat di wilayah Tatar Loka. Bahkan, komunitas masyarakat peduli hak ulayat adat Tatar Loka telah mengadukan masalah itu ke Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).

Menurutnya, keberadaan wilayah Tatar Loka yang subur, akses jalan yang mulai bagus dan potensial sebagai daerah pengembangan ternak sapi nasional maupun pariwisata. Sehingga bisa jadi menjadi alasan pemerintah mengambil alih lahan adat tersebut dengan mengklaimnya sebagai kawasan hutan lindung.

Ia menuturkan, hingga kini, di lahan tersebut masih terdapat pemakaman umum nenek moyang suku Tatar Loka serta sumber mata air Ai' kebubur yang masih mengalir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement