REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi Arif Munandar mengatakan usaha untuk melakukan hujan buatan di langit Jambi masih belum dapat dilakukan karena terkendala potensi awan hujan.
"Hujan buatan yang direncanakan sejak awal terjadi kekeringan memang belum bisa dilakukan, masih terkendala, awan yang ada tidak memungkinkan untuk disemai," kata Arif di Jambi, Ahad.
Tidak bisa dilakukannya hujan buatan menjadi salah satu faktor sulitnya pihak BPBD untuk mengatasi api yang masih membara di wilayah-wilayah tertentu. Karena kabut asap masih saja tebal.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi, Nurangesti mengatakan, berdasarkan pantauan satelit maupun data radar, awan di langit Jambi memang belum terpantau berpotensi hujan. Bahkan kondisi demikian masih akan terjadi hingga beberapa waktu ke depan.
"Menurut pantauan kami, awan dilangit kita memang belum memungkinkan untuk dilakukan hujan buatan. Sebab awan-awan konfektif itu belum ada," kata Nurangesti.
Dia mengatakan, perkiraan mulai hujan di Provinsi Jambi akan terjadi pada awal Oktober hingga November 2015. Bahkan hujan ringan diprediksi sudah terjadi pada akhir bulan September ini.
"Potensi hujan dan prediksi awal hujan pada awal Oktober dan sampai November mendatang," katanya menjelaskan.
Sedangkan titik panas atau 'hot spot' di Provinsi Jambi update tanggal 13 September yang terpantau satelit Aqua dan Terra, kata Nurangeati sebanyak 94 titik dengan confidence 70-100 persen.
Jumlah itu terdapat di Kabupaten Tebo sebanyak 47 titik, Sarolangun 19 titik, Batanghari 18 titik, Bungo delapan titik, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur masing-masing satu titik.
Sementara itu, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Jambi Minggu, berdasarkan pantauan alat AQMS di kantor BLHD Provinsi Jambi yakni 323 kategori berbahaya. Angka kadar ISPU hari ini menurun dibandingkan ISPU pada Sabtu yang mencapai 409.