Senin 14 Sep 2015 01:35 WIB

Kemarau Panjang, Petani Sukabumi Andalkan Lumbung Padi

Rep: Riga Iman/ Red: Winda Destiana Putri
Kemarau ekstrem (ilustrasi).
Foto: cctv america
Kemarau ekstrem (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para petani di Kabupaten Sukabumi diminta untuk menyimpan sebagian hasil panen padinya di lumbung padi. Keberadaan padi tersebut nantinya bisa digunakan ketika terjadi kemarau panjang.

"Sebelumnya, kami sudah meminta agar petani tidak menjual semua hasil panennya," ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi Sudrajat kepada wartawan Ahad (13/9). Langkah ini untuk mengantisipasi musim kemarau panjang hingga Desember mendatang.

Para petani lanjut Sudrajat, nantinya akan memiliki stok pangan sendiri agar bertahan hidup di musim paceklik. Terlebih, pada musim kemarau sebagian petani tidak bisa menanam padi karena ketiadaan sarana pengairan.

Untuk membantu petani terang Sudrajat, pemkab telah menyalurkan bantuan pompa air kepada sejumlah kelompok tani. Jumlah pompa yang disalurkan mencapai sebanyak 250 unit yang berasal dari bantuan Pemkab Sukabumi, Pemprov Jabar, dan pemerintah pusat.Salah seorang pengurus Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan mengatakan, sebagian petani memang menyimpan sebagian hasil panennya di lumbung.

"Sebagian memang sudah terbiasa tidak menjual semua hasil panen," terang dia.

Namun lanjut Sahlan, ada sebagian petani lainnya yang mulai meninggalkan kebiasaan tersebut. Dampaknya, dikhawatirkan mereka kesulitan pangan ketika stok padinya menipis akibat kemarau panjang.

Sebelumnya, DPTP Kabupaten Sukabumi menyebutkan, hingga akhir Agustus lalu, luas areal pertanian yang mengalami kekeringan 6.018 hektare. Di mana, dari jumlah tersebut seluas 722 hektare di antaranya mengalami gagal panen atau puso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement