Jumat 11 Sep 2015 13:59 WIB

Penembak Kantor ESDM Diduga Pakai Pistol Rakitan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Ruangan Kepala Unit Pengendali Kinerja Kementerian ESDM, Jakarta, yang menjadi sasaran tembak pada Kamis (10/9).
Foto: ist
Ruangan Kepala Unit Pengendali Kinerja Kementerian ESDM, Jakarta, yang menjadi sasaran tembak pada Kamis (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku penembak kantor Kementerian ESDM hingga kini belum diketahui. Namun, Kapolda Metro Jaya Tito Karnavian menduga pelaku menggunakan pistol rakitan dalam aksinya.

"Kemungkinan besar adalah jenis rakitan, dilihat dari alur dan galangannya," ujar Tito di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Jumat (11/9).

Selain itu, jarak antara kaca kantor Kementerian ESDM, dengan jalan layang Kasablanka, yang diduga menjadi tempat pelaku melakukan penembakan, hanya 40 meter. Menurut Tito, penembakan dengan jarak 40 meter bisa dilakukan menggunakan pistol. Dia juga menyebut penembakan untuk jarak 40 meter tak membutuhkan penembak profesional.

Pasca peristiwa tersebut, Polda Metro Jaya telah membentuk satuan tugas khusus untuk mengungkap kasus ini. Sejumlah saksi juga telah diperiksa, termasuk Kepala Unit Pengendali Kinerja Widhyawan Prawiranata, staf khusus Menteri ESDM yang ruang kerjanya menjadi sasaran tembak.

Dari ruang kerja Widhyawan, polisi menemukan sebuah proyektil yang berhasil melubangi kaca dengan diameter 12 centimeter. Namun demikian, Tito tidak bersedia mengungkap berapa kaliber proyektil yang digunakan si pelaku.

"Ditemukan satu proyektil. Saya tidak sebutkan kalibernya karena itu teknis penyidikan," kata dia.

Karena pelaku belum berhasil ditemukan, polisi pun belum tahu motif di balik penembakan. Namun, Tito menyebut penembakan bisa saja didasari persoalan antara si pelaku dengan orang yang dijadikan sasaran tembak.

"Kami berusaha memahami motif-motif di balik ini. Apakah ada persoalan yang berkaitan dengan individu yang ada di ruangan itu, maupun yang terkait dengan institusi," kata Tito.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement