Jumat 11 Sep 2015 12:02 WIB

Kualitas Udara di Palembang Memburuk Akibat Asap

  Kapal melintas di Sungai Musi yang masih tertutup kabut asap, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/11).   (Antara/Rosa Panggabean)
Kapal melintas di Sungai Musi yang masih tertutup kabut asap, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/11). (Antara/Rosa Panggabean)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kualitas udara di Kota Palembang, Sumatera Selatan buruk atau berada di atas ambang normal akibat asap dari kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau.

"Berdasarkan rekaman alat pemantau partikular meter PM 10 di Stasiun Klimatologi Kenten Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel beberapa hari terakhir, kualitas udara di Palembang sudah berada di atas ambang normal 150 mikro gram/m3," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel, Indra Purnama, di Palembang, Jumat.

Dia menjelaskan, kebakaran hutan dan lahan di sejumlah kabupaten di Sumsel terus terjadi, sehingga menimbulkan kabut asap yang pekat dan mengakibatkan kualitas udara berada di atas ambang baku mutu atau di atas ambang normal terutama pada pagi, sore dan malam hari.

Kategori kualitas udara pada waktu tersebut berada pada level tidak sehat hingga sangat tidak sehat, dengan nilai berkisar 200--300 mikro gram/m3.

Kategori kualitas udara 0--50 mikro gram/m3 baik, kemudian pada level 50--150 sedang, 150--250 tidak sehat, 250--350 sangat tidak sehat, dan pada level lebih dari 350 mikro gram/m3 berbahaya, katanya pula.

Melihat kondisi kualitas udara di wilayah Kota Palembang berada pada level tidak sehat hingga sangat tidak sehat, masyarakat di Bumi Srwijaya itu diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah/ruangan dan menggunakan masker, agar mencegah terhirup udara kotor yang berasap dan terdapat abu sisa kebakaran hutan dan lahan secara langsung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement