Jumat 11 Sep 2015 01:40 WIB

Bogor Olah Sampah Jadi Listrik

Rep: C34/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sampah
Foto: Antara
Sampah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintahan Kabupaten Bogor menggagas inisiatif untuk mengubah sampah menjadi tenaga listrik. Caranya, dengan mengonversi sampah menjadi energi untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik.

Guna mewujudkan hal itu, PT Prayoga Pertambangan dan Energi (BUMD milik Kabupaten Bogor) menandatangani nota kesepakatan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah 2x20 MW dengan perusahaan asal Cina, Runh Power Corp.,Ltd, di Pendopo Kabupaten Bogor, Kamis (10/9).

"Sampah sudah jadi permasalahan perkotaan yang ada di seluruh dunia, termasuk di Kota dan Kabupaten Bogor, jadi sebaiknya dimanfaatkan saja," kata Direktur PT Prayoga Pertambangan dan Energi Rajab Tampubolon.

Pembangkit listrik tenaga sampah itu akan dipusatkan di TPA Galuga, Kabupaten Bogor. Saat ini, 2.000 ton sampah diketahui 'tersedia' di Galuga, yang menjadi tempat pembuangan sampah dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok.

Rajab mengatakan, akan ada kompensasi untuk sampah yang dikonversi menjadi energi. Sampah akan ditimbang dan dibeli, meski belum ada kepastian besaran rupiah untuk setiap kilogram sampah.

Listrik yang dihasilkan akan dijual PT Prayoga kepada PLN untuk disalurkan ke masyarakat, yang diketahui Rajab dipatok 1,1 sen dolar per KWH. Pemanfaatan energi terbarukan itu diharapkan bisa membantu pemerintah dalam penyediaan listrik.

"Selain itu, proyek dengan investasi Rp 1,7 triliun ini juga diharapkan bisa menyerap ratusan tenaga kerja," kata ia.

Langkah berikutnya, selama setahun ke depan PT Prayoga dan Runh akan mempersiapkan pembuatan master plan, detail engineering desaign, studi kelayakan, AMDAL, dan perizinan lain. Proyek yang ground breaking-nya ditargetkan pada September 2016 itu diyakini keuntungannya akan kembali setelah 8-10 tahun.

Sementara, Mei PingAn, General Manager Runh Power Corp.,Ltd, mengatakan pihaknya akan bekerja keras menyukseskan proyek tersebut. Perusahaan yang juga mengerjakan proyek serupa di beberapa negara itu juga merencanakan menambah beberapa proyek lain.

"Di Indonesia, kami memulai proyek ini di Bogor. Jika sukses, tidak menutup kemungkinan kami juga akan mengeksplorasi ke wilayah lain," papar PingAn.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement