Rabu 09 Sep 2015 22:35 WIB

PKB Nilai PLN Kurang Transparan dan Akuntabel

Rep: C07/ Red: M Akbar
Gedung PT PLN Pusat
Foto: Antara
Gedung PT PLN Pusat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Komis VII DPR RI Fraksi Kebangkitan Bangsa, Syaikhul Islam Ali, mengatakan subsidi listrik nasional bagi PLN masih cukup besar hampir mencapai Rp 30 triliun pada APBN 2015. Bahkan, diperkirakan masih terdapat 25 juta pelanggan listrik di bawah 1300 Watt yang masih menerima subsidi.

Syaikhul menilai subsidi listrik yang diberikan negara melalui PLN masih kurang transparan dan akuntabel. Padahal, Tarif Dasar Listrik (TDL) dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang memberatkan masyarakat.

“Subsidi listrik kita masih sangat besar. Selama ini subsidi listrik paling sulit dikontrol dibanding subsidi-subsidi lain. Nilainya sangat besar tapi tapi tidak bisa dirasakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat kecil,” kata Syaikhul, Rabu (9/9).

Politisi PKB itu mengusulkan agar model subsidi listrik melalui PLN diubah. Menurutnya, subsidi listrik sebaiknya langsung diberikan ke masyarakat yang kurang mampu melalui Token Prabayar.

Karena dengan subsidi langsung akan lebih terasa, tepat sasaran dan jelas manfaatnya. Ia menambahkan  subsidi listrik melalui PLN sudah tidak cocok lagi.

Ia pun khawatir bila subsidi listrik yang nilainya triliunan rupiah malah tidak efektif dan bisa lari kemana-mana. “Saya kira model subsidi listrik lewat PLN itu sudah kuno, sudah tidak relevan. Berikan saja langsung pada keluarga miskin berupa Token listrik,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement