REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kabupaten mengalami kenaikan. Fenomena ini terjadi di sepanjang musim kemarau yang menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah Sukabumi.
"Kasus ISPA pada musim kemarau memang naik," ujar Kepala Seksi Pengendalian Penyakit (Dalkit) Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Rika Mutiara kepada Republika Selasa (8/9).
Kenaikan jumlah penderita ISPA ini khususnya hingga akhir Agustus lalu. Namun lanjut Rika, data kasus penderita ISPA masih diakumulasikan oleh pengelola program penanganan ISPA.
Lonjakan kasus ini lanjut dia disebabkan faktor banyaknya debu yang berterbangan di musim kemarau. Gejala ISPA yang dialami warga misalnya batuk-batuk, tenggorokan sakit, dan badan pegal-pegal. Jika mengalami gejala tersebut warga dapat berobat ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis.
"Dinkes sudah menyiapkan obat-obatan yang mencukupi," imbuh Rika.
Selain menangani warga yang terserang ISPA, Dinkes juga meminta warga agar meningkatkan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungannya masing-masing.
Penyakit lainnya yang diwaspadai pada musim kemarau ini ungkap Rika yakni diare karena mengonsumsi air yang kurang bersih. Namun, hingga kini belum ada laporan kasus yang melonjak di tengah masyarakat.