Selasa 08 Sep 2015 03:03 WIB

Demi Berangkatkan Calon Haji, Jambi Minta Tolong

Kabut asap
Foto: Antara
Kabut asap

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Provinsi Jambi meminta bantuan hujan buatan dan Ground Mist Generator (GMG) atau alat pemecah asap ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai upaya memaksimalkan pemberangkatan Jamaah Calon Haji (JCH) di daerah itu.

Penjabat Gubernur Jambi Irman di Jambi, Senin, mengatakan tujuan hujan buatan dan memasang GMG di Bandara Sultan Thaha Syaifudin (STS) Jambi agar pesawat bisa mendarat sehingga tidak mengganggu penerbangan dan pemberangkatan Haji pada 9 September 2015.

"BPPT sudah rapat pagi tadi, mungkin besok mereka sudah tiba di Jambi. Saya minta langsung dengan kepala BPPT untuk membuat hujan buatan dan GMG atau pemecah asap, sehingga jarak pandang bisa jauh dan pesawat bisa mendarat. Sebab JCH kita akan diberangkatan Rabu (9/9)," katanya.

Irman mengatakan tim BPPT akan membuat posko di Bandara STS Jambi. Semua peralatan teknis dan operasional dipersiapkan langsung oleh BPPT pusat itu.

"Biaya operasional juga dari mereka. Kita hanya diminta menyiapkan tim pendamping dari BPBD Provinsi Jambi. Itu terakhir permintaan mereka," katanya menjelaskan.

Jarak pandang di Bandara Jambi hingga Senin katanya masih belum memungkinkan untuk pesawat mendarat, untuk itu upaya hujan buatan dan GMG sangat diharapkan agar jarak pandang di Bandara bisa lebih jauh.

Upaya itu lanjutnya, untuk memperlancar pemberangkatan jamaah haji. Namun jika tidak berhasil dan jarak pandang di Bandara tidak memungkin untuk pesawat mendarat, maka jamaah haji terpaksa diberangkatkan melalui Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

"Saya sudah pikirkan bagaimana jamaah haji dari Jambi bisa berangkat tepat waktu. Makanya saya langsung kontak Kepala BPPT. Kita butuh lima hari minimal cuaca di Jambi bisa memungkinkan pesawat mendarat, ya selama pemberangkatan haji," katanya menjelaskan.

Hujan buatan itu kata Irman saat ini sedang dipersiapkan untuk menghilangkan asap dengan menabur garam di awan, sedangkan GMG adalah alat yang dipasang di Bandara STS Jambi untuk memecah asap tebal agar jarak pandang bisa lebih jauh sehingga pesawat bisa mendarat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement